Manifestasi Kearifan Ekologis Dalam Ritual “Karo” Dan “Kasada”: Sebuah Perspektif Ekokritik

Setiawan, Fredy Nugroho; Nurmansyah, M. Andhy; Nufiarni, Rizki; Eka, Scarletina Vidyayani

doi:10.24257/atavisme.v21i2.455.209-223

Cited by 7 publications

(8 citation statements)

References 2 publications

(4 reference statements)

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Karena itu, terdapat hubungan yang erat antara sastra dan kehidupan karena fungsi sosial sastra adalah bagaimana ia melibatkan dirinya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Untuk itu, banyak ahli menganggap bahwa sastra adalah pantulan realitas kehidupan masyarakat (Setiawan et al 2018;Heriyanto 2019;Von Mossner 2019;Valikova 2018) (Setiawan et al 2018;Heriyanto 2019;Von Mossner 2019;Valikova 2018). Jika klaim itu dianggap benar, nampaknya akan ditemukan fakta yang kontradiksi ketika pembaca dihadapkan pada novel Sang Nyai 3.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Realisme Magis dalam Novel Sang Nyai 3 Karya Budi Sardjono

Pamungkas

Zulaikha

Khotimah³

2022

Kawruh J. Lang. Educ. Lit. Local Cult.

View full text Add to dashboard Cite

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplanasi Novel Sang Nyai 3 dalam perspektif realisme magis. Paradigma penelitian adalah kualitatif. Data penelitian adalah teks wacana Novel Sang Nyai 3 yang mengandung unsur realisme magis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narasi realisme magis dalam Novel Sang Nyai 3 mengisahkan kehidupan sosial Jawa dengan berbagai fenomena transendental magis. Unsur magis dalam novel terbagi dalam tiga, yaitu 1) karakteristik elemen tak tereduksi; 2) dunia fenomenal; 3) dirupsi waktu, ruang, dan identitas. Novel Sang Nyai 3 terpengaruh kulkur Jawa dan literatur klasik. Implikasi penelitian adalah bahwa sastra merupakan salah satu media untuk pelestarian mitos dari kultur tertentu.

show abstract

Section: Pendahuluanunclassified

Realisme Magis dalam Novel Sang Nyai 3 Karya Budi Sardjono

Pamungkas

Zulaikha

Khotimah³

2022

Kawruh J. Lang. Educ. Lit. Local Cult.

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Objek kajian ekokritik juga harus dilihat dalam paradigma nature-nurtureculture, jaringan ekologis yang membentuk keterkaitan antara alam, pemeliharaan, dan budaya dalam suatu ekosfer (Setiawan et al, 2018). Dengan konsep triadik tersebut, paradigma menjadi lebih memadai.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Kearifan Ekologis dalam Cerita Rakyat Kalimantan Tengah: Kajian Ekokritik

Rizal¹,

Adzhani²,

Adila³

2022

SURBET

View full text Add to dashboard Cite

This article discusses the relationship between folklore originating from Central Kalimantan and the natural surroundings. Taking the object of two folklores entitled “Legenda Batu Bagaung” and “Dohong dan Tingang”. The article will question how the influence of this folklore in Central Kalimantan. The theory used is the ecocriticism theory by Endraswara. This theory examines how the narrative in the story will be relevant to the living environment in the area where the folklores originate. This article also uses ecocriticism as a method. Through this method, the author will discuss the relationship between folklore in Central Kalimantan and the natural surroundings. From the question and theory presented, the writer concludes that “Legenda Batu Bagaung” and “Dohong dan Tingang” as folklores have a position as a reminder for people to always protect their nature. In addition, these folklores are also considered to have no influence at all on the local community where the narrative of reminders to protect nature is ultimately ignored.AbstrakArtikel ini membahas hubungan cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan Tengah dengan alam sekitar. Mengambil objek dari dua cerita rakyat dengan judul “Legenda Batu Bagaung” and “Dohong dan Tingang”, artikel ini mempertanyakan bagaimana pengaruh cerita rakyat tersebut terhadap daerah di Kalimantan Tengah. Teori yang digunakan adalah teori ekokritik sastra yang diusung oleh Endraswara. Teori itu mengulas bagaimana narasi dalam cerita akan relevan dengan lingkungan hidup yang ada di daerah tempat cerita rakyat berasal. Artikel ini juga menggunakan metode ekokritik. Melalui metode ini, peneliti akan membahas hubungan antara cerita rakyat di Kalimantan Tengah dan alam sekitar. Dari pertanyaan dan teori yang dipaparkan, penulis menyimpulkan bahwa “Legenda Batu Bagaung” dan “Dohong dan Tingang” sebagai cerita rakyat mempunyai posisi sebagai pengingat warga agar selalu menjaga alamnya. Di samping itu, cerita rakyat itu juga dianggap tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadap masyarakat lokal ketika narasi pengingat untuk menjaga alam pada akhirnya juga diabaikan.

show abstract

“…Rituals according to Victor Tuner refer to actions that are based on religious beliefs about mystical powers and powers [4]. In carrying out actions related to rituals, the tools and equipment are not separated [5], [6].…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Local Wisdom in the Adding-dinging Ritual of the Tenro Community in Selayar Islands Regency, South Sulawesi

Dafirah¹,

Teng²,

Pammuda³

2019

Proceedings of the Proceedings of the 2nd International Conference on Local Wisdom, INCOLWIS 2019, August 29-30, 2019, Padang,

View full text Add to dashboard Cite

One of the cultural heritages in the form of oral tradition that still survives until now is addinging-dinging rituals. This ritual was found in South Sulawesi, precisely in Selayar Islands Regency. Regularly the Selayar people in Tenro perform this ritual. The implementation has also been scheduled, i.e. every last Monday in Muharram. Despite its peak on Monday, the Tenro community has carried out several activities before as preparation for preparation. Various activities and devices used in this ritual are symbols that are born from the community itself. The symbol itself contains the meaning and value that can be created as a source of local wisdom. This research is qualitative research that uses several methods in data collection. In primary data collection, field research was carried out using recording and interview techniques. In addition to primary data, of course secondary data is also needed to better complement this research data. Based on the results of the meanings of the activities and devices used in this ritual, the local wisdom found is: appreciation to the ancestors; maintain survival, preserve the environment; strengthen a sense of solidarity; and strengthen the tradition of mutual cooperation.

show abstract

Manifestasi Kearifan Ekologis Dalam Ritual “Karo” Dan “Kasada”: Sebuah Perspektif Ekokritik

Cited by 7 publications

References 2 publications

Realisme Magis dalam Novel Sang Nyai 3 Karya Budi Sardjono

Realisme Magis dalam Novel Sang Nyai 3 Karya Budi Sardjono

Kearifan Ekologis dalam Cerita Rakyat Kalimantan Tengah: Kajian Ekokritik

Local Wisdom in the Adding-dinging Ritual of the Tenro Community in Selayar Islands Regency, South Sulawesi

Contact Info

Product

Resources

About