2020
DOI: 10.31602/jbkr.v6i1.2205
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Mengurangi Perilaku Self Injury Pada Peserta Didik Kelas Vii F Di Banjarmasin

Abstract: Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya fenomena self injury yang ditemukan di SMP Negeri 21 Banjarmasin adalah beberapa individu yang mengiris lengan mereka dengan silet ataupun pecahan kaca dan membentuknya seperti sayatan-sayatan atau seperti huruf. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perilaku Self Injury pada peserta didik sebelum dan sesudah diberikan layanan dan juga untuk mengetahui keefektifan layanan konseling kelompok dengan teknik Rational Emotive Behavior Therapy.Pene… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
1
1

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Remaja yang melakukan self injury sebagai upaya untuk melempiaskan masalah emosional beranggapan bahwa sakit fisik lebih baik daripada sakit secara emosional dan merupakan mekanisme yang bekerja secara efektif dan membuat menjadi kecanduan (Alderman dalam Kurniawaty, R, 2012;Faried, Noviekayati, & Saragih, 2018). Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan remaja untuk mengelola emosi (Normanisa, Anwar, & Auliah, 2020). Dalam menyelesaikan masalah, individu yang memiliki coping yang baik, maka akan menyelesaikan masalah dengan cara yang positif dan begitupun sebaliknya, individu yang memiliki coping yang buruk cenderung menyelesaikan masalah dan menyalurkan emosi dengan cara yang negatif (Rakhmi, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Remaja yang melakukan self injury sebagai upaya untuk melempiaskan masalah emosional beranggapan bahwa sakit fisik lebih baik daripada sakit secara emosional dan merupakan mekanisme yang bekerja secara efektif dan membuat menjadi kecanduan (Alderman dalam Kurniawaty, R, 2012;Faried, Noviekayati, & Saragih, 2018). Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan remaja untuk mengelola emosi (Normanisa, Anwar, & Auliah, 2020). Dalam menyelesaikan masalah, individu yang memiliki coping yang baik, maka akan menyelesaikan masalah dengan cara yang positif dan begitupun sebaliknya, individu yang memiliki coping yang buruk cenderung menyelesaikan masalah dan menyalurkan emosi dengan cara yang negatif (Rakhmi, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified