2017
DOI: 10.24090/maghza.v2i2.1571
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kritik Sosial-Politik Dalam Qs. Yusuf Ayat 54-57

Abstract: AbstrakTulisan ini menjelaskan tentang bagaimana penafsiran Hamka dan Sayyid Quthb terkait QS. Yusuf ayat 54-57 dan kritik sosial politik yang mewarnai dan menjadi salah satu ciri khas kedua tafsir ini, mengingat keduanya sama-sama berangkat dari sastra, pun juga memiliki pengalaman yang sama dan kondisi masyarakat yang hampir serupa. Kedua tafsir ini, berdasarkan informasi dari sumbersumber yang ada, diselesaikan oleh penafsir saat mereka berada di penjara. Ada beberapa poin penting terkait bagaimana keduanya… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Selama masa hidupnya, Sayid Qutub telah banyak menulis dan melahirkan karya-karya yang fenomenal, termasuk pada masa ketika dirinya dipenjara dia melewati hari-harinya dengan sangat produktif dalam menulis. Salah satu karya yang ia tulis selama dipenjara adalah kitab tafsir fi zhilal al-Qur'an (Humaira and Astuti 2017). Dan juga tercatat sebanyak 20 buku yang sudah ia lahirkan dan juga pada karyanya yang lain.…”
Section: Pembahasan Biografi Intelektual Sayid Qutubunclassified
“…Selama masa hidupnya, Sayid Qutub telah banyak menulis dan melahirkan karya-karya yang fenomenal, termasuk pada masa ketika dirinya dipenjara dia melewati hari-harinya dengan sangat produktif dalam menulis. Salah satu karya yang ia tulis selama dipenjara adalah kitab tafsir fi zhilal al-Qur'an (Humaira and Astuti 2017). Dan juga tercatat sebanyak 20 buku yang sudah ia lahirkan dan juga pada karyanya yang lain.…”
Section: Pembahasan Biografi Intelektual Sayid Qutubunclassified
“…Metode lebih penting daripada materi pembahasan (al-tharîqah ahammu min al-mâddah) adalah ungkapan yang cukup popular di kalangan ilmuwan (Al-Farmawi, 1994;Humaira & Astuti, 2017;Ulinnuha, 2019). Ungkapan ini tidak mutlak benar, namun dapat kita ambil pesan tersirat bahwa penguasaan metode itu penting karena metode ibarat jalan yang akan ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan (Fatih, 2019;Jaya, 2016;Yamani, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Tafsir Hamka muncul pertama kali pada Tahun 1958 yang disampaikan dalam sebuah kajian subuh di Masjid al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta. Kemudian pada Tahun 1962 materi pengajian ini mulai di muat di dalam majalah bernama Gema Islam (Humaira & Astuti, 2017). Hamka adalah seorang yang rasional, baginya jika dalam musyawarah negara pihak penguasa tidak akomodatif dan aspiratif pada semua kepentingan bangsa, sikap rasional Hamka akan berdampak menjadi sebuah kritis pada penguasa, sikap kritis inilah yang menjadikannya berujung pada konflik dengan pemerintah (Mujahidin, 2017).…”
Section: Tafsir Orde Lama: Tafsir Al Azhar Karya Hamkaunclassified
“…Tafsir Al Azhar secara umum menggunakan metode analitis atau tahlili, dengan menyebutkan semua aspek yang berkaitan dengan makna yang terkandung dalam ayat pada penafsirannya, Hamka menerangkan makna ayat al-Quran sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufasir (Fatih, 2019), meski Hamka adalah seorang pemerhati tasawuf, seni dan filsafat tetapi tafsirnya tidak mencerminkan corak sufi falsafi, karena Hamka menyadari bahwa konsumen pengajiannya adalah masyarakat umum (Fatih, 2019). Hamka dengan latar belakang sastranya menguak dan mengkritisi kondisi politik dengan bahasa yang lugas dan tidak terang-terangan (Humaira & Astuti, 2017). Bentuk penafsiran yang ditulis Hamka adalah ijtihadi/ Ra'yi,meski Hamka tetap juga mengambil sumber dari periwayatan Sahabat, Tabiin, Ulama dan Mufassir sebelumnya (Taryudi & Setiawan, 2021).…”
Section: Tafsir Orde Lama: Tafsir Al Azhar Karya Hamkaunclassified