Korelasi Klasifikasi Penutup Lahan dengan Debit Puncak di Daerah Aliran Sungai

Abstract

Many studies have shown that land use changes in watersheds such as forests that convert to settlements, industrial and estates, have an impact on flooding. So it is important to know the correlation between the various land use changes to the discharge within a watershed. This study is a preliminary study in an attemptto assess the correlation between land cover index and peak discharge, with case studies in the Beringin River Basin.The peak discharge with return period of 2, 5, 10, 20, 50 and 100 dihitung menggunakan program HEC-HMS yang merupakan model pengalihragaman hujan menjadi aliran, yang dikembangkan oleh Hydrologic Engineering Centre (HEC) dari US Army Corps Of Engineers, dan indek tutupan lahan (land covered index , LCI) didefinisikan sebagai jumlah dari indek guna lahan (LUI). Hasil studi kasus yang dilakukan menunjukkan bahwa didapat hubungan yang kuat antara indek tutupan lahan dengan debit puncak dengan persamaan Q 100 = -22,42LCI2 + 214, 62,33LCI 2 + 181,19,30LCI 2 + 145,61,36LCI 2 + 118,29,42LCI 2 + 91,44LCI 2 + 53,5. Kata kunci: Guna lahan, debit puncak, daerah aliran sungai, indek guna lahan indek, tutupan lahan. PendahuluanSeiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan meningkatnya aktivitas atau kegiatan masyarakat, akan memicu pertumbuhan kota dengan berbagai pembangunan di berbagai sektor, dan pembangunan sarana dan prasarana fisik adalah sektor yang cukup pesat perkembangannya. Pertumbuhan kota tersebut sering diiringi oleh pembukaan lahan untuk pemukiman, pemekaran daerah industri dan peruntukan lahan yang lain yang bermuara kepada perubahan tata guna lahan. Interaksi alam dari vegetasi, tanah dan air (hujan) disertai dengan intervensi manusia melalui usaha

Analysis of meteorological water availability and water demand in Semarang Regency

“…This study uses a groundwater recession factor of 0.6. This value is chosen based on previous research that used a recession factor of 0.7 for the Mock water balance study in the Krengseng watershed whose a flatter topography and a more porous layer [22]. In addition, the value of 0.6 is also a recession factor that is used in mountainous topography [8].…”

Determination of Flow Discharge Based on GPM Satellite Data in the Water Catchment Area (Case Study: Sepaku Semoi Reservoir)

“…Dari data pos pencatatan hujan yang tersedia diperlukan pemodelan untuk merubah data hujan ke data debit. Metode yang dapat digunakan diantaranya; NRECA, Mock, Tangki, regresi dan sebagainya (Wahyuni, 2014;Sachro et al, 2013).…”