Well-being adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap positif terhadap dirinya dan orang lain, mampu mengendalikan lingkungan yang kompatibel dengan kebutuhannya, memiliki tujuan hidup yang lebih bermakna, serta berusaha untuk terus mengembangkan potensi dalam dirinya. Stress kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan, karena beban kerja yang berlebihan, tekanan waktu, pengembangan karier, masalah keluarga dan masalah organisasi dapat menurunkan kinerja karyawan tersebut dimana karyawan merasa capek, gelisah, tidak bahagia, sakit kepala, lemah serta mudah marah. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa sekitar 450 juta orang di dunia mengalami stres. Di Indonesia tercatat sekitar 10 % dari total penduduk Indonesia mengalami stress. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui, pengaruh Pengaruh Stress kerja dan Anxiety Terhadap Karyawan Bank Syariah Indonesia di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan kuantitatif cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 97 karyawan Bank Syariah Indonesia Kota Makassar. Hasil Penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh stress dan kecemasan (anxiety) terhadap well-being dengan nilai P 0,999 (Stress kerja) dan P 0,719 (Kecemasan) dengan menggunakan uji Chi-square sehingga dapat disimpulkan tidak ada pengaruh stress dan kecemasan terhadap mental well-being karyawan Bank Syariah Indonesia di Kota Makasar. Diharapkan kepada seluruh karyawan agar tetap mempertahankan lingkungan yang positif di tempat kerja, serta mempertahankan manajemen stress dan kecemasan agar well-being karyawan baik.