Kontestasi Narasi Moderasi Beragama di Instagram

Albana, Hasan

doi:10.31332/ai.v0i0.3791

Cited by 9 publications

(3 citation statements)

References 1 publication

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Prinsip ketiga adalah menaati konstitusi dan aturan tak resmi dalam masyarakat untuk menjaga keharmonisan. Seorang yang moderat dalam beragama mematuhi konstitusi negara, konstitusi pemerintah daerah, dan konvensi dalam masyarakat (Albana, 2022).…”

Section: Konsep Dan Implementasi Moderasi Beragama DI Indonesiaunclassified

Integritas Terbuka sebagai Pendekatan Baru Dialog Antariman dalam Penguatan Moderasi Beragama

Madiyono

Haq

2023

INT

View full text Add to dashboard Cite

Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, termasuk keberagaman agama adalah suatu realitas yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disatu sisi keberagaman tersebut adalah anugerah dan kekayaan bangsa namun di sisi lain keragaman agama memiliki potensi besar sebagai sumber konflik. Meski berbagai pendekatan dialog seperti eksklusivisme, inklusivisme, dan pluralism telah dilakukan untuk mengurangi dan menghilangkan kesalahpahaman, namun belum mampu mengatasi masalah tanpa dampak negatif terhadap agama-agama. Integritas terbuka yang merupakan kombinasi pemikiran teolog Hans Küng dan filsuf perennial Seyyed Hossein Nasr menjadi pendekatan baru yang melampaui pluralisme. Di sisi lain, dalam upaya mengupayakan kerukunan dan perdamaian melalui agama-agama, Kementerian Agama mencanangkan moderasi beragama. Dalam artikel ini dikaji relevansi integritas terbuka sebagai pendekatan dialog dalam upaya moderasi beragama. Kajian dilakukan melalui literature review dengan menggunakan sumber primer dan sekunder yang berkaitan. Dari hasil kajian disimpulkan bahwa: (1) Integritas terbuka dapat diimplementasikan sebagai teori, paradigma, dan pendekatan dalam dialog antariman yang lebih komprehensif daripada pendekatan eksklusivisme, inklusivisme, dan juga pluralisme., (2) Integritas terbuka digagas untuk mengatasi kelemahan pendekatan pluralisme dengan keyakinan bahwa dialog antariman dapat menghasilkan manfaat jika dilakukan dengan integritas yang jelas dan keterbukaan yang tulus dengan mendalami ajaran agama sendiri serta masuk dan memahami ajaran mitra dialog tanpa kehilangan identitas agama sendiri., (3) Pendekatan integritas terbuka relevan dan sejalan dengan prinsip-prinsip dalam moderasi beragama sehingga sangat direkomendasikan sebagai paradigma dan pendekatan baru dalam dialog antariman yang bermanfaat dan berhasil dengan tidak memiliki dampak hilangnya identitas agama masing-masing pihak yang berdialog.

show abstract

Section: Konsep Dan Implementasi Moderasi Beragama DI Indonesiaunclassified

Integritas Terbuka sebagai Pendekatan Baru Dialog Antariman dalam Penguatan Moderasi Beragama

Madiyono

Haq

2023

INT

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Sebagai produk dunia barat, narasi negatif atas moderasi beragama banyak didukung oleh kelompok transnasional yang sealiran. Kelompok-kelompok ini bersikukuh bahwa moderasi beragama sangat bertentangan dengan ajaran Islam dan bisa menghalangi kebangkitan umat Islam serta yang terpenting adalah menghalangi tumbuh kembangnya khilafah (Albana, 2022).…”

Section: B Pasar Keagamaan DI Ruang Virtualunclassified

Moderasi Beragama: Akar Teologi, Nalar Kebudayaan, dan Kontestasi di Ruang Digital

Moh. Rivaldi Abdul,

Alvary Exan Rerung,

Moch. Riza Fahmi

et al. 2023

View full text Add to dashboard Cite

Pada hakikatnya, moderasi beragama adalah pendekatan atau sikap yang menekankan pemahaman, toleransi, dan keseimbangan dalam menjalankan praktik keagamaan. Secara etimologi, moderasi adalah istilah dari bahasa Latin, yakni moderatio yang merujuk pada keadaan sedang yang merupakan kondisi di antara keadaan berlebihan atau kekurangan. Sesungguhnya jiwa dan nilai moderasi beragama sudah ada dan mengakar sejak lama pada diri bangsa Indonesia. Konsep moderasi beragama pun sejatinya sudah tertanam pada agama-agama yang ada di Indonesia. Buku Moderasi Beragama: Akar Teologi, Nalar Kebudayaan, dan Kontestasi di Ruang Digital ini menyuguhkan tulisan-tulisan yang berasal dari beragam konsep, perspektif, dan best practice implementsi moderasi beragama di Indonesia. Bagian pertama Akar Teologi akan mengungkap konsep-konsep dasar dari moderasi beragama serta best practice dari konsep tersebut di masyarakat. Bagian kedua Nalar Kebudayaan berisi tulisan-tulisan yang mengangkat konsep moderasi beragama yang dirunut sebagai warisan generasi sebelumnya dari sejarah, artefak, dan teks. Kemudian, bagian ketiga Kontestasi di Ruang Digital memaparkan bagaimana praktik moderasi beragama dipahami dan diterapkan oleh generasi masa kini, khususnya di media sosial. Buku ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi menarik terkait moderasi beragama dan salah satu acuan penting bagi para pemangku kepentingan, yang tengah berusaha membumikan konsep moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

show abstract

“…Islam menurt Khaled Abou El Fadl terbagi menjadi ekstrimisme dan moderasi (Nabib & Fata, 2020). Begitupun kontestasi dalam memahami narasi teks keagamaan Islam antar kelompok meliputi dua kecenderungan yakni moderat dan ekstrem (Albana, 2022). Narasi moderat biasanya berisikan narasi yang positif yang mengikuti perkembangan zaman.…”

Section: Kontestasi Keagamaan DI Platform Youtubeunclassified

Kontestasi Keberagamaan di Media Sosial: Kontra Interpretasi ‎Radikalisme di Platform Youtube

Rosa

Puspita

Mutaqin

et al. 2022

JPA

View full text Add to dashboard Cite

Religious practices and understandings are not only expressed in the real world but also in cyberspace through several platforms. Social media is an alternative nowadays to spread religious ideas, one of which is through Youtube. Youtube as a platform that has several features and a wide reach is a medium used by ustadz to preach and spread religious ideas. However, the different scientific backgrounds possessed by each Ustadz and jama'ah who listened to lectures gives birth to an understanding that tends to truth claims and results in religious contestation. This paper wants to photograph the form of religious contestation on social media and the application of religious moderation for social media users. To analyze it, this study uses qualitative methods, in the process, the author uses a type of ethnographic research (ethnography) as an intermediary in finding available data on digital traces as well as literature (library research). This study focuses on some of the content in the Youtube account of Al-Bahjah and Khalid Basalamah Official as a data source, and the data obtained will be narrated descriptively. This research departs from the argument that in practice or understanding, it does not just appear out of nowhere. The phenomenon of religious contestation has internal and external factors that shape religious life and religious moderation as a solution to the existing phenomenon.

show abstract

Kontestasi Narasi Moderasi Beragama di Instagram

Cited by 9 publications

References 1 publication

Integritas Terbuka sebagai Pendekatan Baru Dialog Antariman dalam Penguatan Moderasi Beragama

Integritas Terbuka sebagai Pendekatan Baru Dialog Antariman dalam Penguatan Moderasi Beragama

Moderasi Beragama: Akar Teologi, Nalar Kebudayaan, dan Kontestasi di Ruang Digital

Kontestasi Keberagamaan di Media Sosial: Kontra Interpretasi ‎Radikalisme di Platform Youtube

Contact Info

Product

Resources

About