Abstrak -Penelitian ini menjelaskan tentang sistem komunikasi radio base station femtocell yang diletakkan pada tiang lampu jalan. Frekuensi yang digunakan 47 GHz. Analisis pada penelitian ini terdiri dari variasi daya transmitter, dan variasi code rate dari signal-to-interference-plus-noise-ratio threshold 16 QAM. Daya transmitter yang digunakan 10 mW hingga 200 mW. Variasi code rate dari signal-to-interference-plus-noiseratio threshold 16 QAM terdiri dari 1/2, 2/3, 3/4, dan 4/5. Sebagai hasil ditunjukkan hubungan antara daya transmitter dan code rate, dan hubungan antara persentase daerah tercakup pada lintasan mobile station dan code rate. Berdasarkan hubungan antara persentase daerah tercakup and code rate didapatkan semakin meningkat nilai code rate maka nilai persentase pada daerah tercakup semakin berkurang.Kata kunci -47 GHz, 16 QAM, femtocell, tiang lampu jalan Abstract -This research describes about the communication systems at radio base station femtocell that placed at street lamp. The frequency that used was 47 GHz. The analysis in this research consists of transmitter power variation, and code rate variation from signal-to-interference-plus-noise-ratio threshold 16 QAM. The transmitter power that used was 10 mW until 200 mW. The code rate variation from signal-to-interference-plus-noise-ratio with threshold 16 QAM consists of 1/2, 2/3, 3/4, and 4/5. As the result showed relation between transmitter power and code rate, and relation between coverage area percentages at mobile station track and code rate. Based on the relation between coverage area percentages and code rate obtained the value of code rate increased then the percentage value of coverage area decreased. [6]. Pemanfaatan frekuensi tinggi dapat dipengaruhi oleh pengaruh redaman pada atmosfer [7]. Redaman pada atmosfer diantaranya dipengaruhi oleh uap air dan oksigen.Tiang lampu jalan merupakan salah satu penyangga untuk penerangan yang sering terlihat di jalan. Ketinggian tiang tersebut bervariasi, tergantung dari lebar jalan yang digunakan, dan intensitas cahaya. Variasi ketinggian lampu jalan di Indonesia disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), tentang spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan [8]. Beberapa standar yang