2019
DOI: 10.14421/jsr.v14i1.1722
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Berbasis Kearifan Lokal Di Kampung Loloan, Jembrana, Bali

Abstract: Diversity is the reality of Indonesian life, whether ethnically, linguistically, culturally, or religiously. In that context, examining the diversity of Balinese society is certainly very interesting considering it is not just a "reality", but also a necessity and a need. Thus, the pockets of community diversity become an important benchmark because it is like a seeding ground for pluralism and the articulative medium of community experimentation in addressing differences. This is where the attractive village … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2

Citation Types

0
3
0

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
Order By: Relevance
“…Sebagai contohnya, kasus penolakan perayaan paskah di Gunung Kidul pada tahun 2014, pembakaran gereja HKI di Aceh Singkil pada tahun 2015, (Rohman dan Nugraha 2021) serta kasus konflik antar beragama terbesar yang merenggut banyak nyawa seperti yang terjadi di Ambon dan Poso. Langkah pencegahan terhadap konflik antar beragama di Indonesia (Sabarudin 2019) salah satunya dapat digali melalui pengkajian best practice moderasi beragama yang dilakukan oleh pondok pesantren.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Sebagai contohnya, kasus penolakan perayaan paskah di Gunung Kidul pada tahun 2014, pembakaran gereja HKI di Aceh Singkil pada tahun 2015, (Rohman dan Nugraha 2021) serta kasus konflik antar beragama terbesar yang merenggut banyak nyawa seperti yang terjadi di Ambon dan Poso. Langkah pencegahan terhadap konflik antar beragama di Indonesia (Sabarudin 2019) salah satunya dapat digali melalui pengkajian best practice moderasi beragama yang dilakukan oleh pondok pesantren.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sebagai pondok pesantren yang terletak di lingkungan non muslim, Pondok Pesantren Kauman memiliki tantangan dalam menjaga hubungan harmonis (Sealy-Jefferson et al 2016) dengan masyarakat sekitar. Tantangan ini dikuatkan oleh Wekke yang menegaskan bahwa tantangan muslim yang berada pada wilayah minoritas adalah tentang identitas sosial (Sabarudin 2019). Identitas sosial Pondok Pesantren Kauman ditengah masyarakat keturunan etnis Tionghoa non muslim menjadi tantangan, sehingga penjagaanya dilakukan dengan melakukan praktik moderasi beragama didalam membangun interaksi diantara keduanya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…5 of 2020, the type of tourism developed in Bali is cultural tourism. The Balinese people are considered to have cultural and natural exoticism that has long been crowned as a leading tourist destination in the country (Sabarudin & Arif, 2019). The cultural potential that becomes Bali attracts is the reality of life and art culture in the Hindu-Balinese community and the reality of life and traditions of other community groups, including Muslims.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Generally, they focused on historical aspects, majority-minority issues, regional autonomy, and tensions after Bali bombings (Budiwanti, 1995;Hauser-Schäublin, 2004Sastrodiwiryo, 1995;Vickers, 1987;Wikan, 1990). Some scholars had also recently explained the role of local traditions in maintaining Hindu-Muslim harmony in Bali (Aliffiati, 2014;Arif, 2019;Armini, 2017;Basyir, 2016;Fahham, 2018;Jannah, 2017;Karim, 2016;Kartini, 2017;Lestawi, 2012;Maknun, 2018;Pageh, 2018;Rusmayani & Gunawan, 2018;Sabarudin & Arif, 2019;Suwindia, 2012). However, only a few of the research, as mentioned above, explain the Hindu-Muslim relations in Bali from the perspective of the dominant culture as one of the supporting factors of harmony among ethnic and religious groups.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%