Animasi anime seringkali memunculkan isu-isu sosial yang kompleks, salah satunya tentang bullying. Animasi anime menjadi salah satu animasi yang digemari oleh di Indonesia, salah satunya dari kalangan pelajar SMA, dimana pada waktu SMA atau sekolah sering terjadi bullying. Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan oleh seseorang, baik secara fisik maupun verbal. Tindakan ini diulangi dan ada perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban. Perancangan karya animasi ini bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada anak jenjang SMA atau setara dengan visual bergaya anime. Cerita yang diangkat berdasarkan perspektif dari pelaku bullying yang pernah mengalami bullying pada kasus yang lain. Perancangan animasi menggunakan metode Creation Process 2D animated movie, yang dirancang oleh Moreno. Metode tersebut terdiri dari 3 tahapan, yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Tahapan pra produksi terdiri dari penyusun Ide dan Naskah, Desain Karakter dan Storyboard. Tahapan produksi terdiri dari Storyboard, Voice Over, Animate dan Background. Tahapan pasca produksi terdiri dari Compositing. Penelitian ini mendapatkan respon positif dari target audience, dengan menghasilkan hasil 87,8% menyatakan setuju dan layak sebagai film animasi yang dapat menyampaikan konten bullying dari perseptif pelaku bullying.