Kepedulian Masyarakat Pedesaan dalam Upaya Mencegah Penyebaran Covid-19: Studi Kasus di Dua Desa Aceh Besar

Abstract

This research aims to describe the attitudes in preventing the spread of Covid-19 of the villagers of Gampong Lampuuk and Gampong Cot Suruy, Aceh Besar. It uses a case study of the qualitative approach. Data is collected by using observation and interview techniques and analyzed by using the thematic technique. There are positive responses from the community who received counseling on the prevention of Covid-19, although the level of public concern about Covid-19 was low due to the distrust of the existence of the Corona virus. Followed the World Health Organization (WHO) declaration of the existence of Covid-19 as a pandemic on March 11, 2020, The Indonesian government issued some regulations related to preventing the spread of Covid-19. The realization of each regulation involves the central government, local government, head of the villagers, and the whole society. Specifically, The head of the villagers (Geuchik) and health workers mobilize outreach activities to prevent the pandemic. In fact, not all people are willing to apply health protocols for preventing the spread of the disease.

Melihat Kebijakan Penanganan Covid-19 yang Populer di Kalangan Masyarakat Aceh

“…Selain itu, komunikasi antar sektor dibangun dengan sangat baik, sehingga jumlah terkonfirmasi positif yang dapat diketahui oleh masyarakat melalui website resmi dinas kesehatan sangat terupdate. Lebih lanjut, setiap daerah juga terlihat menerima sejumlah dana khusus dalam jumlah yang besar untuk penanganan COVID-19 (Febryani et al, 2021). Sehingga bisa dinyatakan bahwasanya tingkat kepedulian pemerintah terhadap permasalahan ini benar-benar tinggi, dikarenakan pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat, sehingga pemerintah memiliki motivasi yang tinggi dalam menyelesaikan kasus ini.…”

Characteristics Of The Knowledge Service System On The Behavior Of Preventing The Transmission Of COVID-19 In The City Of Ternate

“…The people most at risk of contracting this disease are people who are in close contact with COVID-19 patients, including those caring for COVID-19 patients [1] This disease appeared in Wuhan, China in December 2019, is now a pandemic that attacks many countries globally [2]. On January 30, 2020, the World Health Organization (World Health Organization) announced an outbreak of a new corona virus and made this health problem a Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), or a health emergency that needs the attention of all countries in the world [3].Since the COVID-19 pandemic hit the whole world including Indonesia, there has been a change in the habits of living for people all parties, including health service providers, especially hospitals the last bastion in the fight against the COVID-19 pandemic. For COVID-19 patients moderate and severe cases that require hospital systems and services, it is hoped that the hospital will be able to optimize all its resources in dealing with the pandemic this COVID-19.…”

Pentingnya Keagamaan dan Kesehatan di Masa Pandemi Menurut Ajaran Rasulullah di Desa Labuhan Papan Rokan Hilir

“…Namun kondisi pandemi ini tetap harus dijalani dan disikapi dengan cara positif, agar stress tersebut tidak benar-benar berdampak negatif, sehingga diperlukan upayaupaya yang tepat dalam meningkatan ketahanan baik dalam mental maupun fisik." Cara yang dilakukan seorang individu bertujuan untuk mempertahankan diri dari kondisi yang menekan sehingga diharapkan individu mampu beradaptasi dengan kondisi pandemic saat ini, beberapa hal yang diwajibkan untuk perlindungan diri di masa pandemi adalah dengan menerapkan hidup sehat serta melakukan kegiatan 3 M yaitu memakai masker, mencuci tangan , serta menjaga jarak, 3 kegiatan dasar ini sangat perlu diterapkan untuk masing individu baik saat berada di rumah maupun di tempat umum saat beraktivitas (Febryani et al, 2021) (Zuhri, 2021). Mengkonsumsi makanan yang bergiziserta kegiatan latihan fisik atau olahraga dapat dilakukan untuk tetap menjaga daya tahan tubuh serta memiliki imun yang kuat hal ini juga dapat merangsang otak untuk tetap merefleksikan diri dengan pikiran positif dan merasa bahagia saat menjalani aktivitas di masa pandemi Covid-19 (Furkan et al, 2021) (Sari et al, 2020) (Tukiran & Miranti, 2020).…”