2021
DOI: 10.37631/populika.v8i2.375
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kekerasan Simbolik Dalam Koran Merapi (Analisis Wacana pada Pemberitaan Kekerasan Seksual Perempuan Koran Merapi Edisi Januari-Desember 2014 )

Abstract: Pemberitaan kekerasan seksual pada perempuan dalam Koran Merapi menempatkan posisi laki-laki menjadi subjek sedangkan perempuan menjadi objek, sehingga membentuk posisi yang timpang antara laki-laki dan perempuan. Posisi dominan laki-laki ini yang membuat pemberitaan masih terasa bias gender. Bordieu melihat fenomena ini sebagai kekerasan simbolik, kekerasan yang halus, tak kasat mata. Penelititan ini berupaya untuk melihat bagaiamana wacana kekerasan simbolik dalam pemberitaan kekerasan seksual pada perempuan… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sugiyanto, 2020) perempuan sering diposisikan sebagai objek seksual dan dalam sistem patriarki perempuan dianggap makhluk lemah. Dalam penelitian tersebut wacana kekerasan simbolik pada perempuan dibagi menjadi lima, yaitu (1) perempuan sebagai objek seksual, (2) perempuan sebagai penyebab kekerasan seksual, (3) perempuan berada dalam kedudukan yang lebih rendah dari laki-laki, (4) stereotip buruk masyarakat terhadap korban pemerkosaan, (5) ketidak seriusan dalam memahami inti dari dampak kekerasan seksual.…”
Section: Korupsiunclassified
“…Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sugiyanto, 2020) perempuan sering diposisikan sebagai objek seksual dan dalam sistem patriarki perempuan dianggap makhluk lemah. Dalam penelitian tersebut wacana kekerasan simbolik pada perempuan dibagi menjadi lima, yaitu (1) perempuan sebagai objek seksual, (2) perempuan sebagai penyebab kekerasan seksual, (3) perempuan berada dalam kedudukan yang lebih rendah dari laki-laki, (4) stereotip buruk masyarakat terhadap korban pemerkosaan, (5) ketidak seriusan dalam memahami inti dari dampak kekerasan seksual.…”
Section: Korupsiunclassified