2016
DOI: 10.14238/sp9.2.2007.112-20
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kejang pada Neonatus, Permasalahan dalam Diagnosis dan Tata laksana

Abstract: Kejang pada neonatus sulit didiagnosis karena ada beberapa gejala yang tidak khas sehingga terjadi keterlambatan atau diagnosis yang berlebihan. Demikian juga dalam hal tata laksana seringkali kita hanya terpaku pada pemberantasan kejang sehingga upaya untuk mencari dan mengobati etiologi terlambat dan kurang tepat. Selain itu masih terdapat kontroversi dalam hal tata laksana kejang terutama pemilihan obat antikonvulsan yang tepat. Deteksi kejang secara dini, penelusuran etiologi serta tata laksana yang mencak… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 13 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…4 Prinsip utama dalam tata laksana kejang neonatus ialah mempertahankan ventilasi dan perfusi yang adekuat; mencari dan memberikan tata laksana terhadap etiologi kejang sesegera mungkin; tata laksana kejang, dengan mempertimbangkan manfaat pemberantasan kejang dan efek samping yang mungkin timbul dari pemberian obat antikonvulsan. 5 Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka penulis tertarik untuk mengetahui tatalaksana terkini mengatasi kejang pada neonatus dengan membandingkan penggunaan berbagai obat antikonvulsan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…4 Prinsip utama dalam tata laksana kejang neonatus ialah mempertahankan ventilasi dan perfusi yang adekuat; mencari dan memberikan tata laksana terhadap etiologi kejang sesegera mungkin; tata laksana kejang, dengan mempertimbangkan manfaat pemberantasan kejang dan efek samping yang mungkin timbul dari pemberian obat antikonvulsan. 5 Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka penulis tertarik untuk mengetahui tatalaksana terkini mengatasi kejang pada neonatus dengan membandingkan penggunaan berbagai obat antikonvulsan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Like opening a child's mouth by force to put a spoon in his mouth. [21][22][23] These two actions are still widely practiced today because of the belief in tradition and knowledge passed down from generation to generation, as expressed by the following participants.…”
Section: "(P2) "Give Me Some Feverreducing Medicine Too Because It's ...mentioning
confidence: 99%
“…Disebutkan bahwa periode neonatus merupakan insiden terbesar terjadinya kejang dan di dalam beberapa penelitian dari Levene dan Trounce, Lien dkk, Mizrahi dan Kellaway bahwa penyebab tersering terjadinya kejang adalah HIE (30-53%) yang disebabkan akibat asfiksia. 8,12 Prevalensi bayi dengan asfiksia dalam satu tahun sebanyak 214 (29%), hampir sama dengan yang didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Garba Illah dkk yaitu frekuensi bayi dengan asfiksia sebanyak 31%. 1 Pada penelitian ini didapatkan bayi dengan kejang sebanyak 8 dari 214 bayi asfiksia (3,7%), lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian Garba Illah dkk mendapatkan bayi dengan kejang sebanyak 6 dari 47 bayi asfiksia (12,8%) dan dari 223 kelahiran selama 1 tahun.…”
Section: Diskusiunclassified