Kejadian Sick Building Syndrome Di Indonesia : Kajian Pustaka

Abstract

Latar Belakang:
 Sick Building Syndrome (SBS) adalah gangguan kesehatan dalam bentuk gejala yang diikuti oleh ketidaknyamanan dengan lingkungan dan keluhan bau karena kondisi lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan dan ada pencemaran di dalam ruangan, bisa dalam bentuk jamur, mikroba, dan bahan kimia. Kualitas udara yang buruk dapat berdampak negatif pada pekerja atau karyawan dalam bentuk keluhan masalah kesehatan.
 Tujuan :
 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian Sick Building Syndrome di Indonesia.
 Metode Penelitian:
 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Literatur dilakukan secara online melalui beberapa situs web atau situs internet terpercaya. Penelitian ini dilakukan pada 15 artikel yang terdiri dari 9 artikel nasional dan 6 artikel internasional. Artikel dianalisis secara bivariat dan diproses melalui tahapan dalam bentuk pengeditan, pengorganisasian, analisis dan penjabaran.
 Hasil : 
 Hasil studi dari 15 artikel, menunjukkan ada hubungan antara faktor fisik (suhu, kelembaban, aliran udara, pencahayaan, kebisingan dan ventilasi). kualitas), faktor kimia (CO2 dan CO), faktor biologis (kuman) faktor stres kerja (beban kerja dan tekanan kerja), dan faktor individu (usia, masa kerja, jenis kelamin dan kebiasaan merokok) dan tidak menemukan korelasi antara faktor fisik (debu ) dan faktor biologis (jamur) dengan terjadinya Sick Building Syndrome.
 Kesimpulan: 
 kejadian Sick Building Syndrome di Indonesia masih banyak ditemukan terutama pada gedung tempat karyawan bekerja.

The Impact of Sick Building Syndrome and Physical Air Quality on Staff Productivity in the Hospital's Outpatient Room of Rumah Sakit Umum Daerah Haji Indonesia

“…Individual factors such as female gender, history of allergies, and emotional stress associated with work contribute to sickbuilding syndrome starting to manifest (10,(16)(17)19). The study's findings show that the physical quality of the room that meets the standards will not result in employee health complaints, especially sick building syndrome (13)(14)(15)(16)(17)(18)(19)(20)(21). The data were collected in the period February-April 2019 Slovenian General Hospital shows that there is a relationship between indoor environmental quality and SBS symptoms so It is inconsistent with the study's findings (13).…”

“…The study's findings show that the physical quality of the room that meets the standards will not result in employee health complaints, especially sick building syndrome (13)(14)(15)(16)(17)(18)(19)(20)(21). The data were collected in the period February-April 2019 Slovenian General Hospital shows that there is a relationship between indoor environmental quality and SBS symptoms so It is inconsistent with the study's findings (13). The study in Building D of the Provincial Governor's Office, West Sulawesi, also shows a relationship between SBS risk factors and the impact of increased ventilation on SBS and productivity (20).…”

“…Furthermore, a strong correlation was found between hospital ward type and general SBS symptoms, with staff members in the surgical ward reporting the highest occurrence once more. A noteworthy correlation was observed between hospital ward type and nasal SBS symptoms, wherein hospital staff members working in the pediatric ward reported the highest prevalence of nasal SBS symptoms (13).…”

Hubungan Antara Kualitas Udara Dengan Gejala Sick Building Syndrome, Bagaimana Penanggulangannya? : Literature Review

“…12 Gejala-gejala yang timbul dengan tidak sehatnya udara dalam gedung pada akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas kerja seseorang pegawai atau pekerja seperti mengantuk, kelelahan, dan sulit berkonsentrasi. 3,13 Rancangan ruangan yang kurang memperhatikan faktor kenyamanan seperti suhu, kelembaban, sirkulasi udara, dan pencahayaan dapat menyebabkan SBS terjadi. Penyebab meningkatnya gejala SBS akibat tingginya kelembaban adalah karena kelembaban yang tinggi dapat mendukung pertumbuhan bakteri dan virus.…”