Abstract:Anak adalah anugerah yang tidak ternilai, sehingga tidak heran jika ada anggapan banyak anak banyak rejeki. Akan tetapi anggapan demikian nampaknya sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini, di mana semua orang harus berjuang keras untuk mengupayakan sesuatu yang optimal. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji gambaran umum faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan memiliki anak mengacu teori pilihan rasional berdasarkan data SDKI 2017. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui gamb… Show more
“…Dengan demikian ketika sebuah keluarga memutuskan untuk mempunyai banyak atau sedikitnya anak tentu berdasarkan pilihan rasional masing-masing keluarga tersebut. Walaupun tentu saja, masing-masing keluarga mempunyai presepsi berbeda, sehingga keputusan untuk mempunyai berapa anak, tentu saja akan berbeda (Handayani, 2019 Status pemakaian kontrasepsi, istri yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 24%, istri yang sering menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 13%, sedangkan istri yang rutin memeriksakan pemakaian alat kontrasepsi sebanyak 16%. Terdapat usaha yang cukup penting untuk meningkatkan sumber pelayanan kontrasepsi melalui pemerintah dan swasta.…”
Section: Gambar 1 Tingkat Pengetahuan Reproduksi Generasi Milenial Desa Kerikunclassified
<p>Pengetahuan serta pemahaman kesehatan reproduksi serta fertilitas sangatlah dibutuhkan bagi generasi milenial untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan dan kondisi fertilitas generasi milenial di Desa Kerik Kabupaten Magetan. Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Juni 2021 di Desa Kerik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survey. Populasi sejumlah 145, sampel sebanyak 45. Pengambilan sampel dilakukan secara <em>purposive. </em>Hasil yang diperoleh adalah tingkat pengetahuan reproduksi dari generasi milenial di Desa Kerik menunjukkan bahwa 31 responden sebagian besar memiliki pengetahuan kriteria sangat baik sebanyak 68,90% dan 14 responden yang memiliki pengetahuan kriteria baik sebanyak 31,10%. Data diperoleh bahwa 45 responden sudah menikah dan tidak pernah bercerai. Kondisi mengandung, perempuan di Desa Kerik yang sudah pernah mengandung sebanyak 71% dan 29% belum pernah mengandung. Kondisi melahirkan istri di Desa Kerik diperoleh data perempuan melahirkan bayinya secara sesar sebanyak 49%. Usia melahirkan pertama di bawah usia kurang dari 20 tahun sebanyak 16%, melahirkan di usia 20-25 tahun sebanyak 47%. Kondisi anak yang dilahirkan dengan selamat dan sehat sebanyak 100%, sedangkan pada saat bayi dilahirkan tidak ada angka kematian bayi setelah dilahirkan. Istri mengandung lagi setelah melahirkan anak pertama sebanyak 9%. Di desa Kerik yang memiliki satu anak sebanyak 51%, yang memiliki lebih dari satu anak sebanyak 18%, sedangkan yang berencana memiliki anak lagi sebanyak 47%. Kondisi istri yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 24%, istri yang sering menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 13%, sedangkan istri yang rutin memeriksakan pemakaian alat kontrasepsi sebanyak 16%.</p>
“…Dengan demikian ketika sebuah keluarga memutuskan untuk mempunyai banyak atau sedikitnya anak tentu berdasarkan pilihan rasional masing-masing keluarga tersebut. Walaupun tentu saja, masing-masing keluarga mempunyai presepsi berbeda, sehingga keputusan untuk mempunyai berapa anak, tentu saja akan berbeda (Handayani, 2019 Status pemakaian kontrasepsi, istri yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 24%, istri yang sering menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 13%, sedangkan istri yang rutin memeriksakan pemakaian alat kontrasepsi sebanyak 16%. Terdapat usaha yang cukup penting untuk meningkatkan sumber pelayanan kontrasepsi melalui pemerintah dan swasta.…”
Section: Gambar 1 Tingkat Pengetahuan Reproduksi Generasi Milenial Desa Kerikunclassified
<p>Pengetahuan serta pemahaman kesehatan reproduksi serta fertilitas sangatlah dibutuhkan bagi generasi milenial untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan dan kondisi fertilitas generasi milenial di Desa Kerik Kabupaten Magetan. Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Juni 2021 di Desa Kerik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survey. Populasi sejumlah 145, sampel sebanyak 45. Pengambilan sampel dilakukan secara <em>purposive. </em>Hasil yang diperoleh adalah tingkat pengetahuan reproduksi dari generasi milenial di Desa Kerik menunjukkan bahwa 31 responden sebagian besar memiliki pengetahuan kriteria sangat baik sebanyak 68,90% dan 14 responden yang memiliki pengetahuan kriteria baik sebanyak 31,10%. Data diperoleh bahwa 45 responden sudah menikah dan tidak pernah bercerai. Kondisi mengandung, perempuan di Desa Kerik yang sudah pernah mengandung sebanyak 71% dan 29% belum pernah mengandung. Kondisi melahirkan istri di Desa Kerik diperoleh data perempuan melahirkan bayinya secara sesar sebanyak 49%. Usia melahirkan pertama di bawah usia kurang dari 20 tahun sebanyak 16%, melahirkan di usia 20-25 tahun sebanyak 47%. Kondisi anak yang dilahirkan dengan selamat dan sehat sebanyak 100%, sedangkan pada saat bayi dilahirkan tidak ada angka kematian bayi setelah dilahirkan. Istri mengandung lagi setelah melahirkan anak pertama sebanyak 9%. Di desa Kerik yang memiliki satu anak sebanyak 51%, yang memiliki lebih dari satu anak sebanyak 18%, sedangkan yang berencana memiliki anak lagi sebanyak 47%. Kondisi istri yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 24%, istri yang sering menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 13%, sedangkan istri yang rutin memeriksakan pemakaian alat kontrasepsi sebanyak 16%.</p>
“…The results of the analysis showed that the desire to have children is related to the choice of the type of use of modern family planning tools/methods for couples of childbearing age between 15 -49 years in Bengkulu Province. According to Handayani and Najib (2019), the desire to have children is influenced by the number of children the family has, the perception of the ideal number of children, socioeconomic status, location of residence, and level of education. Families with high incomes tend to prioritize the quality of children over quantity.…”
Contraceptives are very useful in achieving the family planning (keluarga berencana) program; however, not all contraceptives are suitable for everyone. The choice of contraception depends on how each person must be able to choose a contraceptive that is suitable for him or her. In general, there are two methods of contraception, namely modern and traditional. The government recommends couples of childbearing age or pasangan usia subur (PUS) to use the modern method, as it is more effective in preventing pregnancy. This study was conducted to determine factors (predisposing, enabling, and reinforcing) that influenced the use of contraceptives in Bengkulu Province. The research design was cross-sectional and used secondary data from the Performance Survey and Accountability Program/Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) in 2019. The sample of this study was couples of childbearing age ranged 15-49 years old in Bengkulu. The results showed that 232 couples (59.9%) used modern contraception, while 155 people did not use modern contraception (40.1%). The results of the bivariate analysis of predisposing factors show that there is a relationship between work, education, and attitudes towards using family planning in the future, while age and knowledge are not related. It was also found that there are relationships between enabling factors such as place of residence, level of welfare, number of children, desire to have children, and informed choice. Meanwhile, there is no relationship between insurance membership and mass and room information media. It is known that there is no relationship between reinforcing factors in information sources for health workers, non-health workers, information sources for formal institutions, and information sources for non-formal institutions with the selection of contraceptive methods. The factor that most influenced the choice of family planning methods among the respondents aged 15-49 years in Bengkulu was informed choice with OR of 20.11 (95% CI = (11.24-35.98).
“…Therefore, the population control plays a vital role as the contraceptive methods that were used among couples of childbearing age might vary, and those various contraceptive methods has different effectiveness. For example, the long-term contraceptive method which has a higher level of efficacy compared to short term contraception (Handayani & Najib, 2017). Factors mention above potentially hinders the effort on equalization and welfare improvement of human resources quality in Indonesia, as the development of national health aims to achieve the highest degree of public health by raising awareness, willingness, and the ability to live healthy for all.…”
Background: The use of contraceptives for couples of childbearing ages is influential on the birth. More children born means the more spending to support the children, and eventually impacting the health of the children. The perspective on the ideal number of children for parents is influenced by demographic, social and economic conditions. This study examines the extent of the relationship between demographic conditions, contraceptive use, and access to family planning services to the ideal number of children among couples of childbearing age in West Java Province.
Methods: This type of research is analysis of an existing dataset. This study uses the 2017 IDHS data and the sample population is women of reproductive age 15-49 years who are registered in the IDHS in West Java Province. Data processing were conducted on August-November 2020 using chi square data analysis.
Results: The results showed that there was a relationship between the use of contraceptives and the ideal number of children (p-value 0,032). On the other hand, other demographic and social economic variable of the couples of childbearing ages: education (p-value 0,076), knowledge of contraceptive (p-value 0,737), wealth (p-value 0,489) and health information (p-value 0,413) shows no relationship with the ideal number of children.
Conclusion: Among demographic and social economic variable of the couples of childbearing ages, only contraceptive use shows a relationships with ideal number of children. In order to reduce fertility rates, more campaign regarding family planning especially for couples of childbearing ages, religious leaders, the customs and the community leaders are needed.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.