2022
DOI: 10.47775/ictech.v17i1.235
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kecurangan Akademik ditinjau dari Dimensi Fraud Trianggle dan Kemajuan Teknologi Informasi mahasiswa STMIK Widya Pratama Pekalongan di masa Pandemi Covid 19.

Abstract: Fenomena yang sering terjadi dalam sebuah perguruan tinggi   yaitu munculnya praktek-praktek kecurangan yang dilakukan sebagian besar mahasiswa. Kecurangan yang sering dilakukan adalah menyontek, plagiarisme, mengcopy paste makalah/tugas dari internet atau menyalin hasil tugas/makalah teman.  Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor yang mempengaruhi kecurangan akademik mahasiswa di masa pandemi dengan dimensi Fraud Triangle yaitu Tekanan, Kesempatan, Rasionalisasi serta  variabel teknologi informasi. Dal… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Hasil penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa akan termotivasi untuk menyontek karena takut, serta bahwa mahasiswa yang berada dalam tekanan eksternal (waktu ujian, tingkat kesulitan soal ujian, dan tuntutan orang tua) dan tekanan internal (pengetahuan mata pelajaran ujian yang kurang) lebih besar kemungkinannya untuk melakukan kecurangan akademik. Namun demikian, hasil penelitian ini bertentangan dengan temuan milik Kristianti & Setyawan (2021) dan Siswanto et al (2022) yang menyatakan tekanan berpengaruh negatif terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa akuntansi. Mahasiswa Akuntansi berpendapat bahwa tekanan terbesar berasal dari tugas yang terlalu banyak dan sulit, serta adanya tuntutan dari para orang tua yang menginginkan anaknya memiliki IPK yang tinggi sebagai indikator keberhasilannya dalam menuntut ilmu selama kuliah.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Hasil penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa akan termotivasi untuk menyontek karena takut, serta bahwa mahasiswa yang berada dalam tekanan eksternal (waktu ujian, tingkat kesulitan soal ujian, dan tuntutan orang tua) dan tekanan internal (pengetahuan mata pelajaran ujian yang kurang) lebih besar kemungkinannya untuk melakukan kecurangan akademik. Namun demikian, hasil penelitian ini bertentangan dengan temuan milik Kristianti & Setyawan (2021) dan Siswanto et al (2022) yang menyatakan tekanan berpengaruh negatif terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa akuntansi. Mahasiswa Akuntansi berpendapat bahwa tekanan terbesar berasal dari tugas yang terlalu banyak dan sulit, serta adanya tuntutan dari para orang tua yang menginginkan anaknya memiliki IPK yang tinggi sebagai indikator keberhasilannya dalam menuntut ilmu selama kuliah.…”
Section: Pembahasanunclassified