COVID-19 menjadi pandemi di Indonesia sejak tahun 2020, mengakibatkan kecemasan pada ibu hamil. Ibu mengkhawatirkan kesehatan diri dan janinnya. Sebuah studi menemukan adanya peningkatan kecemasan sebesar 57%. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah status pekerjaan. Penelitian di Wuhan menyatakan durasi bekerja dapat berpengaruh terhadap kecemasan. Kecemasan yang dialami oleh ibu hamil perlu mendapatkan perhatian agar kesejahteraan ibu dan janin terjaga. Sejauh ini, belum terdapat penelitian terkait durasi kerja dan kecemasan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil saat pandemi berdasarkan trimester dan karakteristik(usia,pekerjaan,tingkat pendidikan). Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Teknik pengambilan sampel yaitu quota sampling sejumlah 30 ibu hamil tiap trimesternya. Sehingga total sampel yaitu 90. Instrumen yang digunakan adalah Perinatal Anxiety Screening Scale (PASS) yang telah dialihbahasakan. Pengambilan data dilakukan secara online dan offline di Puskesmas Ngesrep dan Puskesmas Srondol. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu hamil mengalami kecemasan ringan-sedang pada masing-masing trimesternya yaitu 46,7% trimester I, 66,7% trimester II, dan 53,3% trimester III. Ibu hamil usia <20 tahun sebagian besarnya mengalami kecemasan berat sebesar 57,1%. Sedangkan usia 20-35 tahun dan >35 tahun sebagian besarnya mengalami kecemasan ringan-sedang sebesar 58,3% dan 54,5%. Ibu hamil yang bekerja didalam dan diluar rumah baik paruh ataupun penuh waktu, sebagian besarnya mengalami kecemasan ringan-sedang. Ibu hamil dengan lulusan SMP, sebagian besarnya mengalami kecemasan berat sebesar 46,2%. Sedangkan lulusan SMA dan D3/S1 sebagian besarnya mengalami kecemasan ringan-sedang sebesar 52,6 dan 65,7%. Diharapkan pelayanan kesehatan melakukan skrining kecemasan secara berkala pada ibu hamil.