Kebutuhan Dan Pengelolaan Harta Dalam Maqashid Syariah

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kebutuhan dan pengelolaan harta dalam Maqashid syariah. Harta merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, karena akan menentukan kualitas kehidupannya baik masa sekarang maupun masa mendatang. Harta yang dimiliki oleh manusia harus memberi kemanfaatan (maslahah) baik bagi dirinya maupun bagi orang lain dan menghindari terjadinya kerusakan (mufsadat) yang dapat merugikan manusia itu sendiri. Maslahah merupakan tujuan syariah (maqashid syariah) dan menjadi inti utama dari syariah itu sendiri dan bersifat umum dan universal. Pengelolaan harta bagi manusia dimaksudkan untuk menggunakan harta dan membelanjakan sesuai dengan perencanaan. Pengelolaan harta dilakukan dengan mendistribusikan dan tidak menimbunnya karena berdampak pada terganggunya aktivitas ekonomi. Distribusi harta dan tidak menimbun dapat menghindarkan manusia dari sikap pelit, kikir, sombong dan individualis. Pengelolaan harta terdapat terdapat 5 langkah yang dilakukan yaitu Wealth creation/Accumulation atau penciptaan harta; (2) Wealth Consumption atau konsumsi harta; (3) Wealth purification atau penyucian harta; (4) Wealth Distribution atau distribusi harta; dan (5) Wealth protection atau perlindungan harta.

Konsep Pemeliharaan Harta Dalam Perspektif Maqasyid Syariah

“…Segala bentuk aktivitas yang dijalankan oleh manusia dalam kehidupan sehari-harinya hampir semua bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan hidup tanpa terkecuali persoalan harta (Irwan, 2021). Akibatnya, pembahasan tentang harta tidak bisa dipisahkan dari kehidupan.…”

“…Al-Quran, hadist atau ijma ulma telah jelas memberikan batasan terkait harta. Islam secara jelas memberikan petunjuk tentang cara mendapatkan, mengelola dan memanfaatkan untuk keberlangsungan hidup (Irwan, 2021). Bekerja untuk mencari harta termasuk dalam ibadah wajib dalam Islam, karena harta akan berdampak pada kehidupan manusia lebih jauh harta dapat menempatkan manusia pada posisi paling hina atau mulia.…”

“…Efendi mengatakan kalau maqashid syariah yakni bagaimana Allah serta Rasul-Nya memunculkan aturan-aturan Islam. Yang mana segala bentuk aturan yang ada berasal dari Al-Qur'an serta Hadist yang tujuan tertinggi dilihat dari kemaslahatan manusia (Irwan, 2021). Sedangkan pengertian dari maqasyid syariah terdapat beberapa ulama yang mendefinisikannya diantaranya sesuai Al-Ghazali, ,maqasyid syariah yaitu melindungi tujuan syariah yang pada hakekatnya berusaha guna bertahan, melawan segala unsur keburukan serta mendorong tercapainya kemakmuran, sementara menurut Al-Syaitibi maqasyid memiliki dua arti yaitu terkait maksud Tuhan sebagai penentu syariah dan terkait maksud mukallaf, Menurut Abdul Wahab Kallaf, Tujuan utama Allah swt.…”

“…Selain beberapa perilaku yang diharamkan terdapat pula kewajiban yang harus dipenuhi dalam upaya memelihara harta berdasarkan konsep maqasyid syariah yaitu diwajibkannya untuk mengganti barang rusak pada saat dipergunakan. Dalam pendapat lain bahwa peran maqasyid syariah dalam memelihara harta yaitu larangan dalam berperilaku boros terhadap harta yang dimiliki, larangan dalam menumpuk harta hanya pada orang-orang kaya, serta diwajibkan untuk senantiasa mendistribusikan harta yang dimiliki dengan cara bersedekah, infak sebagai upaya pemerataan harta kekayaan dan upaya memperoleh kemaslahatan bagi sesama manusia (Irwan, 2021).…”

Human Resource Management Perspective of Al Maqasid Al Šar'iyyah in Islamic Education Institutions

“…2. In Islam, managing finances/assets is broadly described as creation/accumulation, consumption, purification, distribution and protection (Irwan, 2021). LPI, as an institution among the educated, must be able to provide concrete examples to its employees and the general public on how to manage the risk (assets) they get; assets are not only used to satisfy consumerism for a moment but must be in other places so that they can develop, be beneficial for the long term.…”