Kebijakan Pendidikan Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru

Abstract

Islamic education has an important role in life as it relates to moral, socio-cultural and religious values. In the early days of independence until the emergence of the old order and the new order, Islamic education experienced significant development and became a concern from the government so that we can feel the impact at this time. The purpose of this writing is so that readers can understand how islamic education policy in the era of the Old Order and the New Order. The method used in this writing is the study of libraries by taking literature from books, journals through google scholar and related news. The results showed that Islamic education in the Old Order era began to be considered as evidenced by the start of religious education in domestic and private schools but parents and students could refuse if they felt objected. Islamic education in the New Order era began to increase, namely the use of the national curriculum in madrassas such as schools in general.

Keterlibatan Amerika Serikat dalam Upaya Pembangunan Ekonomi Indonesia Era Soeharto 1966-1980

“…REPELITA V (1989)(1990)(1991)(1992)(1993)(1994) bertujuan meningkatkan pertumbuhan sektor industri yang didukung oleh pertumbuhan dari sektor pertanian sedangkan untuk REPELITA VI (1994VI ( -1999 dimana bangsa Indonesia hanya tinggal menikmati hasil dari berbagai rencana pembangunan yang telah digagas sehingga cita-cita untuk mewujudkan negara maju dan sejahtera dapat terlaksana. Nanun kebijakan REPELITA hanya berhenti pada tahap keenam saja karena adanya berbagai penyimpangan terjadi pada masa Orde Baru yang membuat Soeharto harus mengakhiri jabatanya selama lebih dari 30 tahun (Sanusi, 2014).…”

“…Kenaikan yang signifikan ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia yang amat berpotensi dengan wilayahnya yang amat besar sehingga sektor pertanian dapat terus dioptimalkan. Keberhasilan swasembada beras pada tahun 1984 memberikan kepercayaan kuat pada rakyat Indonesia terhadap pemerintahan Orde Baru, keberhasilan ini semakin menjadi legitimasi kekuasaan rezim Orde Baru kala itu (Sanusi, 2014). Keberhasilan REPELITA III membuat Edouard Saouma selaku direktur jenderal FAO mengundang Soeharto untuk berbicara pada forum organisasi tersebut di Roma, Italia pada tanggal 14 November 1985.…”

“…Keberhasilan ini membuat Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai negara ketiga di dunia yang mampu mengoperasikan sistem komunikasi satelit domestik GSO setelah Amerika Serikat dan Kanada, yang mana pusat pengendalianya berada di Stasiun Pengendali Utama di Cibinong, Jawa Barat. Berkat adanya satelit palapa berbagai media informasi mulai dapat dijangkau bahkan sampai ke pelosok desa diantaranya seperti televisi, radio, bahkan sampai alat telekomunikasi (Sanusi, 2014).…”

The Use of Digital Technologies in the Art World to Preserve Traumatic Cultural Legacies

“…The casts of the performance comprised activists affiliated with Indonesian communist party, specifically Gerwani (Indonesian Women's Movement). These women activists were politically charged, culturally apt, and actively involved in many cultural activities in back in the 1960s [32]. Subsequent to it, in 1965, history records one of the most traumatic tragedy in the Indonesian historical narration.…”