Belat merupakan alat tangkap ikan di daerah pasang surut dengan cara menjebak bagian genangan air pasang dengan menggunakan tongkat atau jaring. Kurangnya data komposisi hasil tangkapan belat menyebabkan kurangnya informasi data hasil tangkapan, oleh karena itu perlu diketahui bagaimana komposisi hasil tangkapan belat dan bagaimana pengoperasian alat tangkap belat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2023 di Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Metode penelitian ini adalah metode survey, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung di lapangan bersama nelayan untuk mengikuti proses penangkapan ikan mulai dari pemasangan alat tangkap belanak, hingga menghitung jumlah hasil tangkapan ikan belanak pada saat pengangkatan alat tangkap. Hasil penelitian menunjukkan komposisi hasil tangkapan belat terdiri dari 9 jenis, yaitu baung (Hemibagrus nemurus), tilan (Mastacembelus erythrotaenia), elang (Datnioides polota), juaro (Pangasius polyuranodon), betutu (Oxyeleotris marmorata), gulama (Johnius trachycephalus), udang galah (macrobrachium rosenbergii), udang putih (Litopenaeus vannamei), dan baji (Grammoplites scaber). Total berat belat selama penelitian adalah 110.710 (g), dan jumlah individu sebanyak 1.719 ekor. Saran yang dapat diberikan perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan perbandingan siang dan malam hari di Desa Sungai Salak Kecamatan Tempuling untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil tangkapan belatinya.