Kandungan Senyawa Bioaktif Kulit Jengkol (Archidendron Jiringa) Dengan Perbedaan Konsentrasi Pelarut Etanol Sebagai Potensi Feed Additive Ternak Ruminansia

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan senyawa bioaktif kulit jengkol (Archidendron Jiringa) dengan perbedaan konsentrasi pelarut etanol sebagai potensi feed additive ternak ruminansia. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung kulit jengkol sebanyak 50g pada setiap perlakuan. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P1 (akuades 100%), P2 (etanol 24% (75% akuades + 25% etanol)), P3 (etanol 48% (50% akuades + 50% etanol)), P4 (etanol 72% (25% akuades + 75% etanol)), dan P5 (etanol 96% (100% etanol)). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kandungan tanin, saponin, flavonoid, dan total fenol. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), jika hasil yang diperoleh berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian ekstrak kulit jengkol menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi berbeda memberikan nilai kandungan tanin dan saponin yang berbeda nyata (P<0,05), sedangkan kandungan flavonoid dan total fenol tidak berbeda nyata (P>0,05). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit jengkol berpotensi sebagai feed additive ternak ruminansia, dibuktikan dengan hasil kandungan tanin sebesar 8,22% dan kandungan saponin 13,47% dengan konsentrasi etanol 48%, tetapi tidak memengaruhi kandungan flavonoid dan total fenol yang terekstrak dari kulit jengkol (Archidendron jiringa).