Isolation and Identification of Terpenoid Compound Extracted n-Hexane from The Rhizomes Cyperus Rotundus, L

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa terpenoid dari umbi rumput teki (Cyperus rotundus Linn). Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan bahan akar umbi rumput teki yang berasal dari Gunung Anyar Tambak, kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya. Proses isolasi senyawa terpenoid dari umbi rumput teki (Cyperus rotundus Linn) melalui beberapa tahap yaitu proses ekstraksi dengan maserasi. Pemisahannya dilakukan dengan menggunakan kromatografi vakum cair yang kemudian dilanjutkan denga proses rekristalisasi dengan pelarut metanol. Pemantauan kromatogram dengan KLT. Identifikasi struktur menggunakan Spectrophotometer UV-Vis, Infra Red, and GCMS (Gas Cromatography-Mass Spectroscopy).

Research Article: Isolasi dan Identifikasi Senyawa Terpenoid

“…Menurut (Furi et al, 2015) dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi yaitu karena maserasi memberikan ekstraksi yang cukup baik, selain itu bertujuan untuk menghindari terjadinya dekomposisi zat aktif akibat pemanasan. Sebagaimana dari peneliti oleh (Astuti et al, 2017) dan (Fauzia et al, 2021) pada proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang digunakan yaitu N-Heksan dimana pelarut ini merupakan senyawa nonpolar.…”

“…Hal ini serupa dengan penelitian oleh(Astuti et al, 2017) dan(Dwisari et al, 2016) Fraksi-fraksi hasil pemisahan dimonitoring dengan KLT lalu digabungkan yang terdapat kemiripan pola pemisahan sehingga diperoleh beberapa fraksi gabungan.Untuk menggabungkan fraksi-fraksi dilihat pada nilai Rf (rate of flow) sama dan spot noda menunjukan satu noda yang sama. Kemudian dimurnikan dengan rekristalisasi berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai sampai mendapatkan isolat murni(Fauzia et al, 2021).Kromatografi kolomKromatografi mencakup berbagai tahapam berdasarkan perbedaan distribusi komponen penyusun sampel antara dua fase. Dua fase tersebut yaitu fasa diam sebagai adsorben yang mana fasanya hanya tinggal pada system dan fasa gerak yaitu memperkolasi melalui celah fasa diam.…”

“…KCV ini digunakan untuk fraksinasi dan dapat juga memurnikan fraksi dengan menggunakan fase diam dan fase gerak. Cara kerja dari KCV yaitu sampel dilarutkan dengan pelarut yang sesuai lalu ditambahkan langsung pada bagian atas kolom kemudian dihisap perlahan-lahan ke dalam wadah dengan memvakumnya(Fauzia et al, 2021).Berdasarkan penelitian oleh(Fauzia et al,…”

“…Agar sampel dapat menyerap foton pada daerah UV-VIS, biasanya sampel perlu diolah atau diderivatisasi.Misalnya, menambahkan reagen dalam pembentukan garam kompleks(Irawan, 2019). Pada sinar UV memiliki panjang gelombang foton berkisar 200-400 nm sementara sinar tampak (visible) memiliki panjang gelombang foton berkisar 400-750 nm(Gandjar et al, 2019).Berdasarkan peneliti oleh(Fauzia et al, 2021) hasil spektrum UV-VIS dari sampel ekstrak heksan meberikan serapan cahaya pada panjang gelombang 201 nm disebabkan karena transisi π →π* dari gugus kromofor C=C dan lalu pada panjang gelombang 306 nm dikarenakan adanya transisi n→π* dari gugus kromofor C=O. Penelitian lain oleh(Astuti et al, 2017) Spektra UV isolat B1 dalam pelarut heksana menunjukkan isolat tersebut memiliki serapan pada panjang gelombang maksimum 232 nm karena adanya transisi π → π* yang disebabkan oleh ikatan rangkap terkonjugasi (-C=C-C=C-).Spektrofotometri FT-IRSpektroskopi inframerah transformasi Fourier (FTIR) spektroskopi bergantung pada konsep interferensi radiasi antara dua berkas untuk membentuk interferogram.…”