Investigating Technology Concepts to Support Rohingya Refugees in Malaysia

Abstract

The Rohingya ethnic group is one of the most persecuted minorities, whose specific circumstances pose unique and interesting challenges. The digital revolution is transforming the world and is leaving refugees behind (UNHCR). In this paper, we present a multiphase user centred approach we used to explore how Rohingya refugees could access assistance by utilizing technology they already have or share; both early on and long after they arrived in a new country. The findings we present from phase 1, which was an early participatory design phase, were confirmed and endorsed by the Rohingya community, UNHCR and local charities during phase 3. These findings, suggest that concepts aiming to assist Rohingya refugees should primarily focus on: safety, social capital, upskilling, and language translation. Finally, we present the iterative user centred design, implementation, and evaluation of one of these concepts focusing on safety, before being deployed within the Rohingya community in Malaysia.

Pengaruh Persepsi Masyarakat, Identitas Budaya dan Tingkat Akulturasi pada Proses Adaptasi Migran Rohingya di Lingkungan Baru Aceh, Indonesia

“…Selain itu, para pengungsi Rohingya mengalami beban gangguan kesehatan mental yang tinggi, dengan berbagai faktor yang berkontribusi terhadap masalah psikologis mereka. Secara keseluruhan, situasi pengungsi Rohingya menyoroti kebutuhan mendesak akan perhatian dan dukungan dari komunitas internasional (Das et al, 2022;Georgiou et al, 2023;Islam & ŞAHİN, 2023;Missbach, 2023).…”

“…Masyarakat Aceh, termotivasi oleh kesamaan agama, sangat ingin menyelamatkan dan menampung para pengungsi Rohingya, dan pemerintah daerah, bersama dengan pemerintah pusat, telah bersedia untuk memberikan bantuan kemanusiaan (Missbach, 2023). Meskipun telah terjadi konflik budaya antara masyarakat Aceh dan pengungsi Rohingya karena perbedaan budaya dan kesalahpahaman satu sama lain, namun telah terjadi adaptasi budaya yang memungkinkan para pengungsi untuk bertahan hidup dan merasa nyaman dalam kehidupan sehari-hari di kamp pengungsian (Georgiou et al, 2023). Secara keseluruhan, Aceh telah menjadi tujuan bagi para migran Rohingya, memberikan mereka tempat yang aman di saat mereka membutuhkan (Georgiou et al, 2023).…”

“…Meskipun telah terjadi konflik budaya antara masyarakat Aceh dan pengungsi Rohingya karena perbedaan budaya dan kesalahpahaman satu sama lain, namun telah terjadi adaptasi budaya yang memungkinkan para pengungsi untuk bertahan hidup dan merasa nyaman dalam kehidupan sehari-hari di kamp pengungsian (Georgiou et al, 2023). Secara keseluruhan, Aceh telah menjadi tujuan bagi para migran Rohingya, memberikan mereka tempat yang aman di saat mereka membutuhkan (Georgiou et al, 2023).…”

Tantangan dan Prospek Perlindungan Hukum dan Hak Asasi Manusia bagi Pengungsi Rohingya di Indonesia dari Perspektif Masyarakat

“…Tanggapan masyarakat beragama di Aceh, Medan, dan Makassar terhadap kehadiran Muslim Rohingya bervariasi berdasarkan faktor budaya dan agama (Georgiou et al, 2023). Masyarakat Aceh, karena kesamaan agama, telah menunjukkan keinginan untuk menyelamatkan para pengungsi Rohingya, sementara di Medan dan Makassar, respon kemanusiaan dan identitas negara memainkan peran penting dalam perlakuan terhadap mereka.…”

“…Krisis identitas pengungsi Rohingya telah membuat mereka mencari cara alternatif untuk mendapatkan paspor dan terlibat dalam kegiatan ilegal, yang telah menciptakan krisis citra bagi Bangladesh (Islam & ŞAHİN, 2023). Keamanan dan privasi pengungsi Rohingya telah muncul sebagai masalah yang mendesak, terutama di Malaysia, di mana mereka menghadapi akses terbatas ke sumber daya publik dan isolasi sosial (Georgiou et al, 2023).…”