Intercharacter Correlation between Budding Success in Hevea brasiliensis Muell. Arg. and Seven Weather Characters

Omokhafe, K.O.; Emuedo, O; Imoren, E

doi:10.9734/ijpss/2016/26227

Cited by 2 publications

(2 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…The RRIN therefore has germplasm of H. brasiliensis consisting of primary and improved cultivars. The term clone was used to describe the cultivars of H. brasiliensis since propagation is by vegetative means [10]. Field germplasm of H. brasiliensis was maintained in source bush gardens, also called budwood gardens [11].…”

Section: Resultsmentioning

confidence: 99%

Germplasm of Hevea brasiliensis in Nigeria

Omokhafe¹,

Aghughu²,

Imoren³

2017

GSC Biol. Pharm. Sci.

View full text Add to dashboard Cite

New countries adopting the cultivation of the rubber tree have the challenge of sourcing for germplasm of Hevea brasiliensis. In addition, breeding for adverse weather occasioned by climate change will require robust germplasm for genetic improvement. The objective of this study therefore was to provide inventory of available germplasm of Hevea brasiliensis in Nigeria. Census of germplasm of H. brasiliensis in Rubber Research Institute of Nigeria was conducted, and data was subjected to t-test. There was percentage representation of the various types of germplasm. There were seventy six genotypes represented by the highest number of 50 from Malaysia, 10 from Indonesia, 6 from Nigeria, 4 from Sri Lanka, 3 from Brazil, 2 from Liberia and one of Vietnam origin. The germplasm consisted of 4% of genotypes of unknown pedigree, 20% of primary clones and 76% of improved clones. This number, origin and type of germplasm suggest potential for utilization of Hevea germplasm in Nigeria for genetic improvement. Possible exchange under suitable bilateral or multilateral arrangement is hereby recommended.

show abstract

Section: Resultsmentioning

confidence: 99%

Germplasm of Hevea brasiliensis in Nigeria

Omokhafe¹,

Aghughu²,

Imoren³

2017

GSC Biol. Pharm. Sci.

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Marcati et al (2016) dan Rahman et al (2019) melaporkan bahwa pada saat kadar air tanah tinggi (musim hujan) kambium aktif sedangkan pada musim kemarau kambium dorman. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Omokhafe et al (2016) yang menunjukkan bahwa curah hujan dan kelembaban udara pada pagi dan sore hari berkorelasi positif terhadap k e b e r h a s i l a n o k u l a s i , s e d a n g k a n temperatur maksimum dan minimum, evaporasi, dan tingkat radiasi berkorelasi negatif. Pada penelitian ini, persentase keberhasilan okulasi antara kontrol dan perlakuan pemangkasan tidak berbeda nyata diduga karena kadar air tanah relatif stabil akibat penyiraman yang dilakukan setiap hari.…”

Section: Keberhasilan Okulasiunclassified

Penghambatan Pertumbuhan Batang Bawah Karet Melalui Metode Pemangkasan Tajuk

Junaidi

2020

JPK

View full text Add to dashboard Cite

Dalam kondisi permintaan bibit karet yang minim, upaya memperlambat pertumbuhan batang bawah diperlukan agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemangkasan tajuk terhadap pertumbuhan batang bawah karet dalam polibeg. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan, setiap satuan percobaan terdiri dari 10 polibeg tanaman. Perlakuan pemangkasan tajuk terdiri dari tiga taraf yaitu P0 (kontrol, tanpa pemangkasan), P1 (Pemangkasan dua tahap, di atas karangan daun pertama (6 minggu setelah tanam (mst)) dan di atas karangan daun kedua (9 mst), dan P2 (Pemangkasan satu tahap di atas karangan daun pertama (6 mst)). Hasil pengamatan menunjukkan perlakuan P1 memiliki laju pertumbuhan diameter batang nyata lebih rendah (0,30 mm/minggu) dibanding kontrol (0,38 mm/minggu), sedangkan perlakuan P2 tidak berbeda nyata (0,35 mm/minggu) dibanding kontrol. Pada 22 mst, panjang dan bobot kering akar tidak berbeda nyata antar perlakuan. Ketebalan kulit pada perlakuan kontrol nyata lebih tinggi dibanding P1 dan P2 namun persentase keberhasilan okulasi tidak berbeda nyata antar perlakuan (P0 = 63%, P1 = 56%, dan P2 = 74%). Jika diameter batang bawah maksimal yang dianjurkan adalah 26 mm, maka dengan perlakuan P0 hanya dapat dipertahankan selama 17 bulan, sedangkan P1 selama 22 bulan dan P2 selama 19 bulan. Pemangkasan dua tahap dapat memperpanjang masa pakai batang bawah karet selama 5 bulan dibanding tanpa pemangkasan dan dapat menjadi alternatif bagi penangkar untuk menyiasati kondisi permintaan bibit yang minim.

show abstract

Intercharacter Correlation between Budding Success in Hevea brasiliensis Muell. Arg. and Seven Weather Characters

Cited by 2 publications

References 0 publications

Germplasm of Hevea brasiliensis in Nigeria

Germplasm of Hevea brasiliensis in Nigeria

Penghambatan Pertumbuhan Batang Bawah Karet Melalui Metode Pemangkasan Tajuk

Contact Info

Product

Resources

About