2021
DOI: 10.24198/jpsp.v5i3.32773
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Intensi Seksual Remaja: Apa Saja Faktor Pembedanya?

Abstract: Perilaku seksual dini menimbulkan dampak yang merugikan bagi remaja. Perilaku seksual remaja dapat diprediksi melalui intensi seksual. Salah satu faktor yang mempengaruhi intensi seksual remaja adalah keyakinan mengenai hubungan seksual yang bersumber dari pengetahuan, pengalaman, dan ketersediaan sarana di lingkungan. Namun, beberapa penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi intensi seksual remaja dan membutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Penelitian ini bertuj… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(3 citation statements)
references
References 18 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Minimnya atau ketidaktepatan informasi ini membuat remaja mengalami kebingungan dalam memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya, termasuk apakah pacaran, masturbasi, pornografi, atau hubungan seksual diperbolehkan (dalam Nugroho & Sari, 2022) Karakteristik keluarga dengan taraf ekonomi rendah, dan lingkungan padat penduduk serta tidak sehat juga terkait dengan kurangnya privasi yang dapat menyebabkan remaja belajar dan meniru perilaku seksual orang tuanya sejak usia dini (Ssewanyana et al, 2018). Intensi perilaku seksual juga dapat disebabkan oleh desakan dari lingkungan dan kemudahan terjadinya perilaku seksual di lingkungan (Lubis et al, 2021). Budaya lingkungan juga membentuk perilaku dengan memberikan nilai-nilai yang berorientasi pada tindakan dan menyediakan kerangka kerja di mana remaja memahami bagaimana lingkungannya bekerja (Berg et al, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Minimnya atau ketidaktepatan informasi ini membuat remaja mengalami kebingungan dalam memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya, termasuk apakah pacaran, masturbasi, pornografi, atau hubungan seksual diperbolehkan (dalam Nugroho & Sari, 2022) Karakteristik keluarga dengan taraf ekonomi rendah, dan lingkungan padat penduduk serta tidak sehat juga terkait dengan kurangnya privasi yang dapat menyebabkan remaja belajar dan meniru perilaku seksual orang tuanya sejak usia dini (Ssewanyana et al, 2018). Intensi perilaku seksual juga dapat disebabkan oleh desakan dari lingkungan dan kemudahan terjadinya perilaku seksual di lingkungan (Lubis et al, 2021). Budaya lingkungan juga membentuk perilaku dengan memberikan nilai-nilai yang berorientasi pada tindakan dan menyediakan kerangka kerja di mana remaja memahami bagaimana lingkungannya bekerja (Berg et al, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Budaya lingkungan juga membentuk perilaku dengan memberikan nilai-nilai yang berorientasi pada tindakan dan menyediakan kerangka kerja di mana remaja memahami bagaimana lingkungannya bekerja (Berg et al, 2016). Nilai-nilai budaya dan lingkungan dapat berupa normalisasi perilaku seksual dini dan ambivalensi sikap seksual dalam masyarakat yang semi-restrictive (Lubis et al, 2021;Ssewanyana et al, 2018) Faktor penentu perilaku seksual berisiko di kalangan remaja terjadi pada tingkat ekologi sosial yang berbeda-beda, diperlukan pembinaan dari lingkungan remaja untuk masuk ke dalam sistem perubahan agar terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat (Kumalasari & Andhyantoro, 2012). Namun, karena perubahan lingkungan dan budaya merupakan tugas yang sulit dengan hambatan yang sulit untuk diatasi, pendekatan yang menargetkan pada sistem yang lebih kecil menjadi pilihan yang lebih memungkinkan untuk dilakukan (Prado et al, 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation