Public services emerged with various forms of innovation provided. The purpose of the innovation service is to provide a service through good service for the needs of the community as in service innovations in public administration. An innovation is a renewal of ideas that someone has in running, creating, and improving a product or service with a value or benefit economically and socially. Innovation is an idea, idea, object, and practice that is based and accepted as a new thing by a person or certain group to be applied or adopted. This research uses a qualitative approach. Data collection is done through interviews, observation, and documentation. Data analysis uses Miles and Huberman's interactive model consisting of data reduction, data presentation, and conclusions. The results of this study show that the innovation "Si Mamah" has succeeded in providing easy access for vulnerable people who have physical weaknesses and mental retardation. This innovation allows them to record and discard ID cards by being served at home, including in residential homes, hospitals, nursing homes, and even in prisons. The success of this innovation is not only seen from its successful implementation, but also from the positive response and acceptance by the community who are the main target of service.
Pelayanan publik muncul dengan berbagai bentuk inovasi yang diberikan. Tujuan dari adanya pelayanan inovasi tersebut adalah untuk memberikan sebuah jasa melalui layanan secara baik atas kebutuhan masyarakat seperti pada inovasi-inovasi pelayanan dalam administrasi publik. Sebuah Inovasi merupakan sebuah pembaharuan ide yang dimiliki seseorang dalam menjalankan, menciptakan, dan memperbaiki sebuah produk maupun jasa dengan sebuah nilai atau manfaat secara ekonomi dan sosial. Inovasi merupakan sebuah ide, gagasan, objek, dan praktik yang dilandasi dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau pun kelompok tertentu untuk diaplikasikan atau pun diadopsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bahwa inovasi "Si Mamah" berhasil memberikan akses kemudahan bagi masyarakat rentan yang memiliki kelemahan fisik dan keterbelakangan mental. Inovasi ini memungkinkan mereka untuk melakukan perekaman dan pembubatan KTPel dengan dilayani di rumah, termasuk di rumah tinggal, rumah sakit, rumah panti, dan bahkan di lembaga pemasyarakatan. Keberhasilan inovasi ini tidak hanya terlihat dari implementasinya yang sukses, tetapi juga dari respons positif dan penerimaan oleh masyarakat yang menjadi sasaran utama pelayanan.