Inovasi dan Kreasi Mampu Mengatasi Keterbatasan dalam Penelitian Material Dimensi Dua, Nol, dan Satu di Indonesia

Abstract

Sejak awal penulis telah menyadari bahwa ada keterbatasan dalam melakukan penelitian di bidang material di Indonesia. Agar penelitian tidak mandek, penulis telah menyiapkan diri dengan pemodelan dan simulasi di samping melakukan eksperimen ketika masih mengambil program doktor di Jepang. Setelah pulang ke Indonesia, penulis langsung melakukan inovasi dalam pemodelan dan simulasi di bidang material dimensi dua (lapisan tipis). Untuk keperluan pengujian keabsahan model dan simulatornya, penulis bekerja sama dengan peneliti di Jepang untuk memeroleh data eksperimen bagi pengujian tersebut. Selain itu, penulis telah mengembangkan alat ukur I-V Meter yang murah. Saat ini, I-V Meter tersebut telah digunakan mulai dari Aceh hingga Palu. Kemudian, bidang penelitian penulis berkembang ke area material dimensi nol (nanopartikel) dengan metoda sederhana bekerja sama dengan para peneliti di ITB khususnya. Kerja sama dengan peneliti di Jepang berlanjut untuk bidang material dimensi satu (nanoserat) dengan metoda pemintalan elektrik (electrospinning). Penulis selanjutnya mengembangkan alat pemintalan elektrik agar terjangkau oleh peneliti lain di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi dan sebuah perusahaan telah menggunakan alat tersebut. Perubahan moda pemintalan elektrik ke penyemprotan elektrik (electrospray) menggunakan alat tersebut menghasilkan nanopartikel. Dengan demikian, alat pemintalan elektrik dapat digunakan untuk membuat nanopartikel (material dimensi nol), nanoserat (material dimensi satu), dan membran (material dimensi dua). Penulis bersama tim peneliti telah membuktikan bahwa inovasi dan kreasi mampu mengatasi keterbatasan dalam penelitian material di Indonesia. Hasil-hasil riset tersebut telah dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi.