Implikasi Pendidikan Ekonomi Rumah Tangga pada Orangtua terhadap Perilaku Anak

Abstract

<p><strong>Abstract:</strong> This article aims to examine more deeply the process of economic education that exists in the family of traders in Sumbermanjing Wetan Village, Malang Regency, where the family can provide economic education to children so that from an early age the children can receive real knowledge about family economic education. The method used is qualitative and a type of case study approach. The location determination in this study was carried out purposively and incentivized. The result of this research is that the implications of economic education taught by parents on children's behavior can be seen through openness about the economic conditions in the family and the child's response to knowing the economic condition of their family, practice of saving, and thrift.</p><strong>Abstrak:</strong> Artikel ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam proses pendidikan ekonomi yang ada dalam keluarga pedagang di desa Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang, dimana keluarga tersebut mampu memberikan pendidikan ekonomi kepada anak sehingga sejak dini anak dapat menerima ilmu nyata tentang pendidikan ekonomi keluarga. Metode yang digunakan adalah kualitatif dan jenis pendekatan studi kasus. Penentuan lokasi dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (<em>purposive</em>) dan dilakukan secara intensif. Hasil dari penelitian ini yaitu implikasi pendidikan ekonomi yang diajarkan oleh orangtua kepada perilaku anak dapat diketahui melalui keterbukaan mengenai kondisi ekonomi dalam keluarga dan respons anak saat mengetahui kondisi ekonomi keluarganya, praktik menabung, dan berhemat.

Student Interest in Continuing Their Studies to Higher Education

“…In addition, the socioeconomic status of parents has an influence on the future orientation of students. This finding also in line with previous research conducted by Nurmasari et al (2016). The results of this study indicate that the socioeconomic status of parents has a direct influence on the future orientation of children.…”

“…When their parents have a high level of education, they tend to want to equalize their education with their parents, and even want to be higher than their parents. This statement is relevant to the research of Nurmasari, Wahyono, & Haryono (2016), the results of the study show that the socioeconomic status of parents has an impact on the future orientation of students.…”

Emergency Fund Pekerja Freelance: Pengaruh Literasi Keuangan Dan Financial Behavior

“…Kondisi ketidakpastian atau tidak stabilnya gaji yang dimiliki oleh seorang freelancer, menyebabkan pekerja freelance harus memiliki emergency fund. Bagi pekerja freelance, adanya kepemilikan emergency fund merupakan hal yang sangat penting karena gaji yang diterima setiap bulan tidak sama (Sari et al, 2021). Gaji yang turun atau bahkan tidak mendapatkan proyek bisa saja terjadi, namun pekerja freelance tetap memiliki pengeluaran yang tidak dapat dihindari.…”

“…Gaji yang turun atau bahkan tidak mendapatkan proyek bisa saja terjadi, namun pekerja freelance tetap memiliki pengeluaran yang tidak dapat dihindari. Pekerja freelance yang tidak memiliki emergency fund akan menghadapi ketidakseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan jika tidak mendapatkan proyek atau gaji yang menurun (Sari et al, 2021). Pekerja freelance membutuhkan emergency fund agar saat pekerja freelance tidak mendapat proyek dan gaji yang menurun, pekerja freelance tetap dapat melanjutkan hidup tanpa mengubah standar hidupnya.…”

Edukasi Keberlanjutan Studi Guna Ketuntasan Pendidikan Tinggi Bagi Siswa Sekolah Menengah Atas Di Papua Barat

“…Sebanyak 68,4% anak putus sekolah pada tingkat SMA memiliki minat yang rendah untuk sekolah dan memilih untuk bekerja membantu orangtua. Hal ini diperkuat oleh (Nurmasari et al, 2016) mengungkapkan pendidikan yang dijalani orangtua juga memengaruhi anak dalam menyusun orientasi masa depannya. Sementara itu, (Sugianto, 2017) mengungkapkan kharakteristik keluarga siswa yang mengalami putus sekolah jenjang pendidikan SMA dilihat dari jenis pekerjaan orang tua sebagian besar adalah petani, pekebun dan peternak, dengan tingkat penghasilan rendah, sehingga keluarga akhirnya tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan anaknya.…”