Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Di SMP Negeri 4 Kota Bengkulu

Wirawan, Noven Handani; Trianto, Agus; Gumono, Gumono

doi:10.33369/jik.v2i3.6785

Cited by 6 publications

(5 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…This is in accordance with the SLM master design guidelines compiled by the government, that stage-1 habituation of fun reading activities in the school ecosystem regarding fifteen minutes of reading every day before class hours. In addition, one of the activities that can instill positive behavior in SLM is a 15-minute literacy activity to read nonlearning books whose reading materials contain values such as ethics, love for the homeland, local, national and global wisdom has an important role in growing student character in accordance with student development [10].…”

Section: Yesmentioning

confidence: 99%

Implementation of the School Literacy Movement in Lagging, Frontier, and Outermost Areas

Gena¹,

Sole²,

Anggraeni³

2023

Proceedings of the 2nd International Conference on Education, Humanities, Health and Agriculture, ICEHHA 2022, 21-22 October 20

View full text Add to dashboard Cite

As an effort to support students' interest and reading ability, the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia has launched the School Literacy Movement (SLM) since 2015. SLM is motivated by the low reading culture of Indonesian society, especially students. The results of a study conducted by the Center for Policy Studies on the index of reading literacy activities conducted in 34 provinces in Indonesia showed that there was 1 province with very low literacy status, 24 provinces with low literacy status, and 9 provinces with moderate literacy status. However, there are few studies that explore SLM practices in schools that fall behind. This research is intended to describe the implementation of the school literacy movement, the constraints and obstacles that exist and the solutions taken by the school to anticipate these obstacles. This study uses a survey research method with a qualitative descriptive approach. The results of this study indicate that the School Literacy Movement (SLM) has been implemented in schools. The 15-minute reading activity at the beginning of learning has been carried out but has not been integrated into the learning schedule.

show abstract

Section: Yesmentioning

confidence: 99%

Implementation of the School Literacy Movement in Lagging, Frontier, and Outermost Areas

Gena¹,

Sole²,

Anggraeni³

2023

Proceedings of the 2nd International Conference on Education, Humanities, Health and Agriculture, ICEHHA 2022, 21-22 October 20

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Literasi tidak hanya berhenti pada kegiatan membaca saja, siswa juga harus membaca secara fokus sehingga dapat memahami dan mengambil informasi penting dari tulisan yang telah dibaca. Literasi yang baik dapat mendorong seorang siswa untuk cenderung memecahkan masalah dengan baik (Wirawan et al, 2019). Literasi baca tulis penting untuk dikembangkan karena keterampilan membaca merupakan keterampilan utama untuk mencapai keterampilan lainnya.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Potret Literasi Baca Tulis Sebagai Salah Satu Keterampilan Siswa Sekolah Dasar

Rosmawati¹,

Rohana

2022

JIPPG

View full text Add to dashboard Cite

Kegiatan membaca dan menulis masih menjadi masalah di sekolah dasar seperti tidak bisa membaca. Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan literasi baca tulis di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus responden dan informan kunci guru kelas 5. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu angket dan wawancara. Analisis data melalui reduksi data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian penerapan literasi baca tulis gemar membaca dengan persentase 24,1% menunjukkan bahwa penerapan literasi baca tulis yang dilaksanakan sekolah secara konsisten dalam 1 minggu sekali belum berjalan dengan maksimal, didukung dengan hasil wawancara dengan guru bahwa benar masih banyak siswa yang masih bermain-main saat melaksanakan kegiatan literasi di luar kelas. Selanjutnya dalam penerapan membaca kreatif literasi baca tulis dengan persentase 43,14% menunjukkan bahwa siswa cenderung lebih menyukai membaca kreatif karena siswa bebas berekspresi dan kreatif dalam membaca. Penerapan pengembangan diri literasi baca tulis dengan persentase 84,16% bahwasannya pengembangan diri diberikan kepada siswa bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai bakat dan minat siswa sesuai ekstrakulikuler yang disediakan sekolah.

show abstract

“…Hal ini sesuai dengan panduan desain induk GLS yang disusun oleh pemerintah, bahwa tahap-1 pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah mengenai lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran (Kemendikbud: 2016). Selain itu, salah satu kegiatan yang dapat menanamkan perilaku positif dalam GLS adalah kegiatan literasi 15 menit membaca buku non pembelajaran yang bahan bacaannya berisi nilai-nilai seperti budi pekerti, cinta tanah air, kearifan lokal, nasional dan global mempunyai peran penting dalam menumbuhkan karakter siswa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik (Wirawan: 2018).…”

Section: Kegiatan Membaca Sebelum Jam Pelajaran Dimulaiunclassified

Gerakan Literasi Sekolah: Upaya Meningkatkan Literasi Dasar Siswa

Ikhwanun¹,

Hayudinna²

2021

ijiee

View full text Add to dashboard Cite

Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam menumbuhkan budaya literasi adalah melalui peluncuran Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang kemudian terbagi menjadi gerakan literasi sekolah, keluarga, dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi program gerakan literasi sekolah di MIS Karanganyar 02 Tirto Kabupaten Pekalongan beserta dengan faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa program yang dimiliki MIS Karanganyar 02 Tirto dalam mengimplementasikan gerakan literasi sekolah adalah pengadaan perpustakaan dan buku bacaan, kegiatan membaca sebelum jam pelajaran dimulai, menulis hasil bacaan, kunjungan perpustakaan dan pojok baca. Faktor yang mendukung implementasi program adalah kesadaran warga sekolah terhadap budaya literasi, ketersediaan perpustakaan dan pojok baca, partisipasi aktif warga sekolah dan orang tua siswa, sedangkan faktor penghambatnya adalah terbatasnya fasilitas pelengkap di perpustakaan, kejenuhan siswa terhadap membaca karena koleksi buku terbatas, kurangnya dukungan dari pemangku kebijakan tingkat atas serta adanya pandemik covid-19.

show abstract

Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Di SMP Negeri 4 Kota Bengkulu

Cited by 6 publications

References 0 publications

Implementation of the School Literacy Movement in Lagging, Frontier, and Outermost Areas

Implementation of the School Literacy Movement in Lagging, Frontier, and Outermost Areas

Potret Literasi Baca Tulis Sebagai Salah Satu Keterampilan Siswa Sekolah Dasar

Gerakan Literasi Sekolah: Upaya Meningkatkan Literasi Dasar Siswa

Contact Info

Product

Resources

About