Tempat bersejarah, bangunan tua, museum, tempat ibadah, wisata pedagang kaki lima, danau buatan dan lain sebagainya menjadi daya tarik utama yang bisa dinikmati oleh setiap pengunjung kota Medan. Namun potensi ini harus dibantu promosi dan implementasi pengenalan destinasi menarik, termasuk penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) dan metode Location Based Service (LBS), harus mendukung potensi destinasi tersebut. Integrasi realtime dari objek virtual yang ada dan dihasilkan komputer dengan objek dunia nyata dikenal sebagai augmented reality. Kemudian dengan adanya layanan LBS dapat digunakan untuk untuk menentukan suatu tujuan atau area. Penulis mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan kajian literatur sebagai bagian dari metode penelitian Research and Development (R&D). Pembangunan sistem dibuat dengan Rapid Application Development (RAD), yaitu versi kustomisasi cepat dari model waterfall dengan pendekatan pembuatan komponen. Langkah-langkah yang dilakukan adalah analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem dan implementasi sistem.