Implementasi Diskusi Refleksi Kasus (Drk) Meningkatkan Kepatuhan Perawat Dalam Menerapkan Sop Manajemen Nyeri

Abstract

<jats:p>Keberhasilan pelayanan kesehatan sangat tergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Banyaknya tugas yang hars dilakukan perawat membuat perawat kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberi asuhan keperawatan. Salah satu kegiatan untuk memecahkan masalah yang muncul dalam pelayanan kesehatan salah satunya dengan refleksi kasus yang di Indonesia diperkenalkan melalui kegiatan Diskusi Refleksi Kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Diskusi Refleksi Kasus (DRK) dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam melaksanakan SPO manajemen nyeri di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan dilakukan pada responden yang berjumlah 35 responden. Analisa data untuk menguji pre dan post menggunakan Uji PairedT-test atauUji T berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan kepatuhan penerapan sop manajemen nyeri didapatkan t hitung 13.126 dan signifikansi 0,00.&#x0D; &#x0D; The success of health services is highly dependent on the participation of nurses to provide quality nursing care. The number of tasks that must be done by nurses makes nurses less optimal in carrying out their duties as providers of nursing care. One of the activities to solve problems that arise in the health service is one of them by reflecting cases which introduced in Indonesia through the Case Reflection Discussion. This study aims to determine whether the Case Reflection Disscussion (CRD) can increase nurses' compliance in implementing SOP pain management at PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta. Data analysis pre and post test used the Paired T-test or Paired T Test. The results of this study indicate that there is a significant effect of compliance with the application of standart operating procedure (SOP) pain management obtained t count 13,126 and a significance of 0.00.</jats:p>

Improvement on the Ability of Triple Standards Nursing Documentation through Case Reflection: A Pilot Study

“…Research (Resiyanthi et al, 2021) shows the existence significant relationship between application discussion cases reflection and the existence upgrade in the ability of a nurse to think critically. Implementation case reflection direct could make it easy to carry out development strategy knowledge for nurses especially in To do documentation nursing (Kurniasih et al, 2020) that can be conducted house sick with the use of application or system information documentation nursing. Research conducted by (Atmanto et al, 2020) results obtained that there is enhancement quality documentation nursing before and after its use of application documentation nursing.…”

“…Activity is an activity reflection case (Oktaviani & Rofii, 2019). Reflection case is something method or activity that reflects the experience clinical nurse in To do care (Kurniasih et al, 2020). Application reflection case could help in enhancing the ability of a nurse To do good and effective planning to increase quality nursing (Resiyanthi et al, 2021).…”

Pengaruh Diskusi Refleksi Kasus Terhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur Risiko Jatuh di RSUD Pasar Minggu Tahun 2021

“…Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih, dkk (2020) dimana DRK ini dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam menerapkan SOP manajemen nyeri dengan p value <0.05. 14 Di Negara Pakistan DRK atau kegiatan diskusi refleksi kasus sangat mempunyai efek yang sangat positif dalam hal kebiasaan perawat, efek tersebut salah satu hasilnya adalah membuat para perawat lebih matang dan maksimal dalam membuat kegiatan perencanaan yang lebih matang serta sebagai upaya mengembangkan peningkatan kualitas asuhan keperawatan. 15 Penelitian Pamungkas dan Hasanbasri (2011) tentang pelaksanaan DRK di RSUD Kota Yogyakarta menjelaskan bahwa pelaksanaan DRK memberikan perluasan informasi perawat tentang asuhan keperawatan (73,3%), belajar melalui pengalaman (73,3%), memperluas keterampilan luar biasa( 87,7%), memperluas kemampuan tenaga medis (80%), memperluas kesadaran diri petugas medis (80%), serta meningkatkan kualitas dan aplikasi kepada pasien (93,3%) [32].…”