Impacts of extension dissemination and technology adoption on farmers' efficiency and welfare in Ghana: Evidence from legume inoculant technology

Abstract

Examining the welfare impact of agricultural development interventions that incorporate diffusion of improved production technologies to farmers within extension delivery programs can be very challenging, because of the difficulty in disentangling the individual impacts of the production technology and the extension delivery program. Using recent farm level survey data from extension dissemination program of legume inoculant technology of 600 farmers in Ghana, we employ a recent methodological approach to investigate, simultaneously, the impact of the inoculant technology adoption and the extension program participation on farmers' productivity, efficiency and welfare. We decompose each of these impact measures into subcomponents whose causal paths can be traced to both the adoption of the production technology and the extension delivery program. We find that, in terms of yields and net revenue, direct contribution of improved technology adoption alone is 34 and 64%, respectively, and 35 and 66% indirectly due to improved farmer efficiency, leading to 36 and 74% improvement in farmers' welfare, respectively. On the other hand, direct contribution of extension delivery program participation alone is 66 and 36%, respectively, with 66 and 34% indirectly due to improved farmer efficiency, resulting in 64 and 26% improvement in farmers' welfare, respectively. Based on the findings, we recommend that policymakers should invest in research and development to produce yield enhancing agricultural technologies suitable for poor and degraded soil conditions in developing countries which can contribute immensely to poverty and food insecurity reduction. The development of new agricultural technologies must be pursued with vigorous provision of extension services to farmers to be able to exploit the full potentials of the new technologies.

Analisis Efektivitas Diseminasi Inovasi Pertanian Komoditas Bawang Merah (Studi Kasus: Tiga Daerah Sentra Produksi Bawang Merah di Indonesia)

“…Peningkatan produktivitas petani karena adopsi teknologi akan menyebabkan pemasukan atau penghasilan semakin bertambah bagi petani komoditas bawang merah. Adopsi teknologi cenderung meningkatkan produktivitas, memberikan kemudahan untuk melakukan suatu kegiatan produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan petani (Fatchiya dkk., 2016;Mohammed & Abdulai, 2022). Selain itu, pemanfaatan teknologi pertanian dapat meningkatkan ketahanan pangan dan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan di suatu negara (Malaidza et al, 2014).…”

“…Hal ini sesuai dengan pernyataan Sidik dan Ilmiah (2021) yang menyatakan bahwa semakin maju teknologi pertanian yang digunakan oleh petani, maka pendapatan petani akan semakin meningkat. Bukan hanya itu, pemanfaatan teknologi pertanian dapat meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan petani (Mohammed & Abdulai, 2022) Pada hasil penelitian selanjutnya, kondisi variabel penerima (pendidikan formal dan kapasitas petani) secara tidak langsung berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dampak awal (peningkatan pendapatan dan difusi inovasi). Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Wahyuni dan Monika (2017) yang berpendapat bahwa pendidikan adalah faktor utama investasi sumber daya manusia (SDM), sehingga pemasukan petani dapat semakin meningkat, penyebarluasan inovasi semakin cepat, serta kesenjangan pendapatan tenaga kerja semakin rendah.…”

“…Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Wahyuni dan Monika (2017) yang berpendapat bahwa pendidikan adalah faktor utama investasi sumber daya manusia (SDM), sehingga pemasukan petani dapat semakin meningkat, penyebarluasan inovasi semakin cepat, serta kesenjangan pendapatan tenaga kerja semakin rendah. Diseminasi inovasi dan teknologi sektor pertanian perlu dilakukan oleh petani komoditas bawang merah dengan bantuan penyuluh pertanian di pedesaan (;) dan penyebarluasan informasi melalui media sosial (Uguru et al, 2015;Tresnawati et al, 2021;Mohammed & Abdulai, 2022;Sandeep dkk., 2022).…”