ABSTRAKPendahuluan. Vaksin influenza sebagai satu-satunya modalitas pencegahan infeksi virus influenza yang ada saat ini memiliki efikasi yang lebih rendah pada lansia dibanding dewasa muda. Hal ini dimungkinkan karena pada lansia terjadi perubahan respon imun akibat penuaan serta faktor-faktor risiko lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktorfaktor prediktor serokonversi pasca-vaksinasi influenza pada lansia.Metode. Studi kohort retrospektif pada populasi lansia di posyandu lansia Jakarta Timur yang mendapatkan vaksin influenza. Sebanyak 277 subjek diperiksa titer antibodi pra dan satu bulan pasca-vaksinasi influenza. Faktor-faktor risiko berupa usia, jenis kelamin, status olahraga, status merokok, penyakit DM tipe 2, paru, kardiovaskular, status nutrisi MNA (Mini Nutritional Assessment), status GDS (Geriatric Depression Scale), dan titer antibodi pra-vaksinasi dinilai pada masing-masing subjek.Hasil. Proporsi lansia yang mengalami serokonversi (kenaikan titer pasca-vaksinasi sebanyak 4 kali lipat titer awal) adalah 50,9% (141/277). Pada analisis multivariat, faktor-faktor prediktor serokonversi satu bulan pasca-vaksinasi influenza pada lansia di komunitas adalah keadaan tidak depresi (p=0,048, OR=2,1, IK=1,01-4,30), status olahraga ≥ 5 kali seminggu minimal 30 menit (p=0,013,OR 4,0, IK 1,76), dan titer antibodi pra-vaksinasi yang tidak seroprotektif (p=0,000, OR 6,4, IK 3,40-11,99).Simpulan. Faktor-faktor prediktor serokonversi pasca-vaksinasi influenza pada lansia di komunitas adalah status depresi, status olahraga, dan titer antibodi pra-vaksinasi influenza.Kata Kunci: faktor prediktor, influenza, serokonversi, vaksinasi
ABSTRACT
Introduction. The influenza vaccine as the most effective method for preventing influenza virus infection currently has lower efficacy in the elderly than younger adults due to change of immune response as well as other risk factors. This study aims to identify predictor factors affecting seroconversion post-influenza vaccination in elderly.