2021
DOI: 10.30865/json.v3i2.3610
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Identifikasi Ujaran Kebencian Multilabel Pada Teks Twitter Berbahasa Indonesia Menggunakan Convolution Neural Network

Abstract: There has been a significant increase in communication activities between internet users in online media due to the increase in social media users. For instance, Twitter users may send messages via their tweets. However, tweets can also contain negative meanings. Therefore, it deserves special attention as it has the potential to contain hate speech. Even the government deems it necessary to publish regulations to deal with hate speech cases such as the Information and Electronic Transactions Law (ITE Law) iss… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
4
1

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(4 citation statements)
references
References 8 publications
(25 reference statements)
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Penggunaan algoritma klasifikasi yang lebih kompleks atau teknik deep learning dapat menjadi opsi untuk meningkatkan performa analisis sentimen. Menurut Dwitama [17] algoritma Recurrent Neural Network (RNN) mempunyai hasil akurasi terbaik dibandingkan enam (6) algoritma lain.…”
Section: Gbr 2 Model Preprocessingunclassified
“…Penggunaan algoritma klasifikasi yang lebih kompleks atau teknik deep learning dapat menjadi opsi untuk meningkatkan performa analisis sentimen. Menurut Dwitama [17] algoritma Recurrent Neural Network (RNN) mempunyai hasil akurasi terbaik dibandingkan enam (6) algoritma lain.…”
Section: Gbr 2 Model Preprocessingunclassified
“…Tweet ini bisa positif dan ada pula yang negatif. Komentar negatif menjadi masalah karena seringkali mengandung ujaran kebencian dan dapat berujung pada tindakan hukum terhadap penciptanya [3].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Twit yang diunggah dapat bersifat positif atau negatif dinilai dari konten yang terkandung dalam twit tersebut. Twit yang berisi komentar yang negatif menjadi masalah karena biasanya mengandung unsur SARA dan/atau ujaran kebencian, dimana tindakan serupa dapat berakibat sanksi hukum bagi penulisnya [2].…”
Section: Pengimplmentasian Algoritma Long Short-term Memory Untuk Men...unclassified