Identifikasi Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Abstract

Kelengkapan dokumen rekam medis merupakan hal yang sangat penting karena berpengaruh terhadap proses pelayanan yang dilakukan oleh petugas medis dan mempengaruhi kualitas dari pelayanan suatu rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Observasi dilakukan pada tanggal 25 September 2014 sampai dengan 2 Oktober 2014. Data yang diambil adalah dokumen rekam medis yang diserahkan dari unit rawat inap ke sub bagian rekam medis pada tanggal tersebut. Dokumen Medik Keperawatan (DMK) yang digunakan adalah DMK umum yang terdiri dari 12 (duabelas) DMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata prosentase penilaian paling rendah adalah pada DMK 4.1 (lembar rencana pelayanan/CP) yaitu 75,4%, dan yang bertanggung jawab dalam mengisi dokumen tersebut adalah dokter. Dari hasil metode diagram Ishikawa permasalahan yang paling mendasar yang mempengaruhi ketidaklengkapan dokumen rekam medis adalah tingkat kedisiplinan dokter yang kurang.

Faktor Penyebab Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis di RS X Kabupaten Kediri

“…Faktor lain yaitu: kurangnya kesadaran dokter akan pentingnya pengisian rekam medis; belum maksimalnya monitoring dan evaluasi kelengkapan rekam medis; belum adanya pencatatan KTD dan KNC akibat ketidaklengkapan DRM; form rekam medis yang terlalu banyak jenisnya; serta terbatasnya dukungan dana dari manajemen terkait kelengkapan rekam medis. 7 Padahal rekam medis sangat penting baik bagi pasien, tenaga kesehatan maupun bagi fasilitas kesehatan.…”

Factors Causing Incomplete Filling of Medical Records of Inpatients in Private Hospitals X Tangerang City

“…Some researchers, among others, Pujihastuti (2014), from 100 medical record files taken, there were 30 incomplete medical record files. Pamungkas (2015) found that incomplete medical record documents occurred in the Perinatology room of Ngudi Waluyo Wlingi Regional Hospital, which was 34.79%. Meanwhile, Winarti (2013) found incompleteness in inpatient installation at RS X Surabaya by 66%.…”

“…The data in the medical record can be used as material or teaching references in the field of the health education profession. The medical record file has a documentation value because its contents concern the source of the memory, which must be documented and used as material for accountability and hospital reports [7].…”

“…The patient's medical record that has used should be submitted to the medical record department within no later than 1x24 hours to see the complete contents of the data from the medical record file. The completeness of the medical record file is very important because it influences the service process carried out by medical staff in the inpatient unit, and it will affect the quality of its hospital services [7] [8].…”

Pengembangan Sistem Lective Untuk Laporan Kurikulum Perguruan Tinggi (Studi Kasus : Universitas Muhammadiyah Malang)

“…Bisa jadi juga penyusun tidak ingat bila penyusunan belum terselesaikan karena notifikasi atau status juga tidak tampil. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan laporan dan notikasi atau status tentang progres penyusunan RPS dengan mengidentifikasi kelengkapan [14] dari RPS yang dikerjakan dosen pengampu. Sistem secara otomatis memberikan notifikasi status progres penyusunan dan tenggat waktu penyusunan sebagai informasi atau pengingat.…”