Idealisme Wartawan dalam Pusaran Bisnis Media: Runtuhnya Dinding Api

Abstract

Duapuluh lima tahun lalu, saat saya menjadi wartawan, saya tidak pernah dipusingkan dengan urusan “idealisme”. Hal ini karena dalam setiap tugas liputan, dalam benak saya hanya ada satu tujuan yakni selalu ingin membuat berita yang baik, yang memenuhi unsur nilai berita dan tentu saja eksklusif. Hingga saya keluar dari profesi wartawan, saya tidak pernah tahu dan tidak pernah bersinggungan dengan urusan bisnis media tempat dimana saya bekerja. Kondisiini dimungkinkan karena pada masa itu kami, para wartawan, tidak pernah terlibat dengan urusan iklan dan memang tidak perlu tahu pendapatan media. Kala itu, ada sebuah garis batas yang dalam jurnalisme dikenal dengan istilah dinding api (firewall).

Analisis Bibliometrik Terhadap Keberlanjutan Bisnis di Era Digital

“…Ini bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga merupakan kebutuhan strategis untuk mempertahankan daya saing dan pertumbuhan jangka panjang (Barus et al, 2024;RASMON, 2022). Namun, dalam upaya ini, perusahaan sering menghadapi tantangan kompleks, seperti ketidakpastian regulasi, kompleksitas rantai pasok, dan tuntutan pelanggan yang semakin tinggi terhadap tanggung jawab sosial perusahaan (Widyanningtyas, 2022;YASIR, 2017). Dalam konteks yang kompleks ini, permasalahan yang muncul adalah sejauh mana literatur ilmiah telah mengeksplorasi dan membahas konsep keberlanjutan bisnis di era digital.…”

Media Massa Serambi Indonesia: Antara Industri Dan Idealisme

“…Garis ini berfungsi cukup tinggi dan tebal sebagai dinding pembatas sehingga wartawan tidak perlu berusaha untuk mencari iklan dan tak perlu tahu aktivitas bagian iklan. Dengan adanya garis ini dapat menjaga kemerdekaan newsroom dari bujukan pemasang iklan atau kekuasaan apapun (Widyanningtyas, 2022). Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa ada pergeseran kondisi jurnalisme media saat ini.…”