:<i>Openness, Secrecy, Authorship: Technical Arts and the Culture of Knowledge from Antiquity to the Renaissance</i>

Lightsey, Scott; Long, Pamela O.

doi:10.2307/20061706

Cited by 2 publications

(1 citation statement)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Kajian tentang masih kuatnya sikap ketertutupan tetap terjadi di banyak negara dan bidang. Praktek budaya ketertutupan tersebut antara lain di korporasi (Houqe, Monem, Tareq, & van Zijl, 2016), seni budaya dan masyarakat (Lightsey & Long, 2003), kesehatan (Hardon & Posel, 2012), politik (Birchall, 2011…”

Section: Kabut Budaya Ketertutupanunclassified

Festival Film Melawan Budaya Ketertutupan

Kurniawan

Shabana

Fadhilah

2022

View full text Add to dashboard Cite

Ketertutupan masih menjadi tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia pasca reformasi lebih dari 20 tahun lalu. Sebagai salah satu anak kandung dari reformasi, kebebasan berekspresi bertransformasi dalam berbagai wajah kehidupan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari praktik penyelenggaraan festival film khusus yang mengadvokasi isu pertentangan sebagai identitasnya di beberapa negara dan Indonesia.. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah film festival dan ketertutupan. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualititatif dengan metode analisis isi. Sementara mengumpulkan data melalui studi pustaka dan internet. Penyelenggaraan festival film termasuk tumbuh dengan cepat di berbagai wilayah dan tingkatan oleh penggiat perfilman. Bagi negara yang kuat penghargaannya terhadap isu Hak Asasi Manusia, festival film merupakan pendobrak sikap tertutup yang dibangun penguasa untuk melindungi kepentingannya dari isu-isu yang dianggap berbahaya. Berbagai penyelenggaraan festival film yang ada di Indonesia saat ini masih didominasi sebagai ruang apresiasi suatu karya film. Sementara di negara lain, festival film digunakan sebagai gerakan advokasi untuk mengubah keadaan yang dinilai penuh tidak keadilan. Meskipun jumlahnya sedikit di Indonesia, festival film yang berani mengusung semangat “perlawanan” tersebut juga menghadapi berbagai kendala untuk terus bertahan.

show abstract

Section: Kabut Budaya Ketertutupanunclassified

Festival Film Melawan Budaya Ketertutupan

Kurniawan

Shabana

Fadhilah

2022

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

Entheogens and the Public Mystery: The Rhetoric of R. Gordon Wasson

Ceraso¹

2008

con

View full text Add to dashboard Cite

This article explores the work of R. Gordon Wasson, who discovered the use of psilocybin mushrooms among indigenous people in Mexico. I argue that Wasson's writings on these and other psychedelic substances involve two primary moves. First, Wasson seeks to open up processes of scientific research beyond institutional and disciplinary boundaries, thereby constructing deinstitutionalized knowledge networks. At the same time, he recognizes that such openness leaves knowledge-making communities vulnerable to exploitation. Wasson's second move, then, is to draw on the tradition of the ancient mystery cults—particularly the Greek mysteries at Eleusis—in order to install protective silences within the open networks. This twofold structure of openness and mystery provides an alternative for thinking about and entering into information flows that can complicate and enrich current debates on intellectual property.

show abstract

:Openness, Secrecy, Authorship: Technical Arts and the Culture of Knowledge from Antiquity to the Renaissance

Cited by 2 publications

References 0 publications

Festival Film Melawan Budaya Ketertutupan

Festival Film Melawan Budaya Ketertutupan

Entheogens and the Public Mystery: The Rhetoric of R. Gordon Wasson

Contact Info

Product

Resources

About