2018
DOI: 10.35473/ijm.v1i1.38
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Stress dan Pekerjaan Dengan Preeklampsia di Wilayah Kabupaten Semarang

Abstract: Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia merupakan salah satu tolak ukur kualitas pelayanan kebidanan dan salah satu indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Faktor penyebab kematian ibu diantaranya adalah perdarahan nifas sekitar 26,9%, eklampsia saat bersalin 24%, perdarahan 28%, infeksi 11%, komplikasi puerpurium 8%, trauma obstetrik 5%, emboli obstetrik 3 %, aborsi 5 % dan lain-lain 11 % (DepkesRI, 2015). AKI Kabupaten Semarang mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 144,31 per 100.000 KH menjadi 1… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
4

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
6
1

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(8 citation statements)
references
References 1 publication
(1 reference statement)
0
1
0
4
Order By: Relevance
“…Stres merupakan faktor resiko terjadinya preeclampsia dengan memicu beberapa mekanisme yaitu, mengaktifkan hipotalamus, melepaskan rantai peristiwa biokimia yang mengakibatkan desakan adrenalin dan non adrenalin ke dalam sistem, dan setelah itu diikuti oleh hormon kortisol. Apabila stress dibiarkan, tubuh tetap dalam keadaan aktif secara psikologis dengan hormon stress adrenalin dan kortisol yang berlebihan, Naiknya kortisol akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh ibu hamil menjadi rentan terhadap berbagai penyakit dan gangguan seperti, preeklampsia [9]. Selain itu, pekerjaan menjadi faktor penyebab preeklampsia karena ibu hamil yang bekerja cenderung mementingkan pekerjaannya sehingga tidak memiliki waktu luang untuk pemeriksaan kehamilannya [10].…”
Section: Umur Pasienunclassified
“…Stres merupakan faktor resiko terjadinya preeclampsia dengan memicu beberapa mekanisme yaitu, mengaktifkan hipotalamus, melepaskan rantai peristiwa biokimia yang mengakibatkan desakan adrenalin dan non adrenalin ke dalam sistem, dan setelah itu diikuti oleh hormon kortisol. Apabila stress dibiarkan, tubuh tetap dalam keadaan aktif secara psikologis dengan hormon stress adrenalin dan kortisol yang berlebihan, Naiknya kortisol akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh ibu hamil menjadi rentan terhadap berbagai penyakit dan gangguan seperti, preeklampsia [9]. Selain itu, pekerjaan menjadi faktor penyebab preeklampsia karena ibu hamil yang bekerja cenderung mementingkan pekerjaannya sehingga tidak memiliki waktu luang untuk pemeriksaan kehamilannya [10].…”
Section: Umur Pasienunclassified
“…Adapun untuk status pekerjaan, ibu yang tidak bekerja cenderung memiliki prevalensi yang lebih tinggi (76,1%). Meskipun demikian, sebuah studi menunjukkan bahwa status pekerjaan tidak berhubungan dengan kejadian preeklamsia [22].…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…If stress happens continuously, even when take a rest, body will stay active psychologically with exessive stress hormone adrenaline and cortisol level which weaken immune system of the body. It contributes 1,5 times higher risk to preeclampsia (Khayati & Veftisia, 2018).…”
Section: The Incidence Of Preeclampsiamentioning
confidence: 99%