Hubungan Kualitas Tidur dengan Atensi pada Mahasiswa/ i Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan

Sitepu, Jenny Novina

doi:10.36655/njm.v6i1.261

Cited by 4 publications

(4 citation statements)

References 10 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang, seperti usia, lingkungan sekitar, dan gaya hidup. Gaya hidup para mahasiswa yang dipenuhi dengan tugas dan juga tidak sedikit yang sering melakukan kumpul dengan teman-temannya di kafe-kafe hingga larut malam juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kualitas tidur mereka menjadi buruk karena durasi tidur yang kurang (Surbakti & Sitepu, 2020).…”

Section: Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indones...unclassified

The Relationship Between Coffee Consumption and Sleep Quality With the Incidence of Acne Vulgaris

Maulana Achmad,

Popi Sopiah,

Rafika Rosyida

2024

bulvet

View full text Add to dashboard Cite

Acne vulgaris, or acne, was a common skin problem that occurred in adolescents and young adults, and had a significant psychological impact, especially on individual self-confidence. The high prevalence of this issue, along with factors such as dietary patterns, sleep habits, and coffee consumption, led to a need for deeper understanding of its relationship with skin conditions. This study aimed to evaluate the association between coffee consumption and sleep quality with the occurrence of acne vulgaris. The research method used a quantitative approach with a survey design and descriptive correlational method in a cross-sectional research approach. The instruments included a coffee consumption questionnaire with a Cronbach’s alpha value of 0.707 and a PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) questionnaire with a Cronbach’s alpha value of 0.888. The study sample consisted of students from Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang who experienced acne problems, frequently consumed coffee, and had insufficient sleep hours. Data collection was conducted through questionnaires that covered information about coffee consumption patterns and types of coffee consumed, as well as sleep patterns. The research results indicated that there was no significant relationship between coffee consumption and the occurrence of acne vulgaris, with a p-value of 0.106 (>0.05). However, there was a significant association between sleep quality and the occurrence of acne vulgaris, with a p-value less than 0.001. The conclusion from this study was that coffee did not directly impact the growth of acne, but poor sleep quality could directly affect acne occurrence. Further research is expected to explore other factors that may cause acne vulgaris.

show abstract

Section: Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indones...unclassified

The Relationship Between Coffee Consumption and Sleep Quality With the Incidence of Acne Vulgaris

Maulana Achmad,

Popi Sopiah,

Rafika Rosyida

2024

bulvet

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…(Ajeng, 2021). Penelitian Sitepu (2020) juga menemukan adanya hubungan yang signifikan antara stres dengan kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan dengan (p value 0.037) (Sitepu, 2020). Penelitian oleh Fauziah (2021) menyatakan seseorang yang mengalami stres berisiko 59 kali lebih tinggi untuk memiliki kualitas tidur buruk (Fauziah, 2021).…”

Section: Karakteristik Respondenunclassified

Hubungan Antara Tingkat Stres, Kualitas Tidur dan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Luh Egitha Widyarama Putri,

Emmy Amalia,

Joko Anggoro

2023

JKU

View full text Add to dashboard Cite

Latar Belakang: Mahasiswa kedokteran seringkali dilaporkan mengalami gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, stres dan gangguan tidur. Kualitas tidur yang buruk akibat gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara tingkat stres, kualitas tidur dan tekanan darah pada mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik cross sectional pada populasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram angkatan 2019, 2020, dan 2021. Sampel dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Pengambilan data kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI dan pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer. Data dianalisis menggunakan uji korelasi spearman dan uji regresi ordinal berganda. Hasil: Sebanyak 99 responden terpilih didapatkan sebagian besar mengalami tingkat stres sedang (84.8%), memiliki kualitas tidur yang buruk (66.7%), dan tekanan darah normal (68.7%). Hasil analisis didapatkan hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur dan tekanan darah berturut - turut didapatkan hubungan bermakna (p value 0.029) dan tidak bermakna (p value 0.540). Uji bivariat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah didapatkan tidak bermakna (p value 0.762). Hasil uji regresi ordinal berganda mengenai hubungan antara tingkat stres dan kualitas tidur terhadap tekanan darah pada mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram juga didapatkan hasil tidak bermakna (p value 0.271). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat stres dan kualitas tidur terhadap tekanan darah pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.

show abstract

“…Penelitian ini sesuai dengan meta analisis terhadap 11 uji klinis acak yang menyimpulkan bahwa terapi statin berhubungan dengan perbaikan fungsi erektil yang dinilai dengan peningkatan skor IIEF-5 sebesar 3,4 poin (95% CI 1.7-5.0, p= 0.0001) dibandingkan pada kelompok kontrol. 12 Penelitian ini juga sesuai dengan tinjauan sistematis dan meta analisis terhadap 7 uji klinis acak yang mendapatkan hasil pengobatan statin berhubungan dengan peningkatan signifikan skor IIEF-5 (MD: 3.27; 95% CI:1.51 to 5.02; p < 0.01). 6 Meta analisis lainnya terhadap 3 uji klinis acak dengan total 156 laki-laki berusia 56-63 tahun mendapatkan hasil peningkatan skor IIEF-5 sebesar 3,7 poin dibanding plasebo dan signifikan secara statistik.…”

Section: Pembahasanunclassified

Hubungan disfungsi ereksi pada pasien dislipidemia dengan lama pengobatan statin di Puskesmas Denpasar Barat I

Pranamartha

Pramesemara

Kurniawan

2021

Intisari Sains Medis

View full text Add to dashboard Cite

Introduction: There has been change in people's lifestyles that affect disease patterns, and dyslipidemia is one of those disease. Statins are the main pharmacological therapy for dyslipidemia. Many studies have researched the relationship between statin therapy in dyslipidemia and erectile dysfunction. However, existing research has not specifically explained this relationship.Objective: This study aims to determine the relationship between erectile dysfunction in dyslipidemic patients and duration of statin treatment at Community Health Center I West Denpasar.Methods: This research is analytic observational with cross sectional design. The study was conducted on dyslipidemic patients who took statins and met inclusion and exclusion criteria at Community Health Center I West Denpasar in May-June 2021. The sample size was 35. Duration of statin consumption was obtained through medical records and reconfirmed through questionnaire. Erectile dysfunction was measured by IIEF-5 questionnaire. Data analysis using SPSS version 21 with chi square test and Cramer's V correlation test.Results: The prevalence of erectile dysfunction in dyslipidemic patients with statin treatment at Community Health Center I West Denpasar was 85.7% with majority of the patients experiencing mild erectile dysfunction (37.1%) and taking statins for less than 12 months (51.4%). Characteristics of the patients were mostly aged 45-60 years (74.2%), obesity I (42.8%), smoking (60%), and drinking alcohol (57%). Statistical tests showed significant relationship between erectile dysfunction in dyslipidemic patients and duration of statin treatment at Community Health Center I West Denpasar (p=0.031) with moderate correlation (r=0.552). Statins with treatment duration >12 months had protective effect against erectile dysfunction (RR = 0.81).Conclusion: There is a relationship between erectile dysfunction in dyslipidemic patients and duration of statin treatment with moderate correlation. Statins with duration of treatment >12 months have protective effect toward erectile dysfunction. Pendahuluan: Terdapat perubahan gaya hidup masyarakat yang dapat memengaruhi pola penyakit pada manusia, dimana dislipidemia adalah salah satu penyakit tersebut. Statin merupakan salah satu terapi utama untuk dislipidemia. Terdapat banyak penelitian yang telah meneliti hubungan antara terapi statin pada dislipidemia dan disfungsi ereksi. Namun, penelitian yang ada belum secara spesifik menjelaskan hubungan ini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan disfungsi ereksi pada pasien dislipidemia dengan lama pengobatan statin di Puskesmas Denpasar Barat I.Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan pada pasien dislipidemia yang mengonsumsu statin dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di Puskesmas Denpasar Barat I pada bulan Mei sampai Juni 2021. Sampel pada penelitian ini adalah 35 orang. Durasi konsumsi statin diperoleh melalui rekam medis dan dikonfirmasi ulang melalui kuisioner. Disfungsi ereksi diukur dengan kuisioner IIEF-5. Analisis data menggunakan SPSS versi 21 dengan uji chi-square dan uji korelasi Cramer’s V. Hasil: Prevalensi disfungsi ereksi pada pasien dislipidemia dengan pengobatan statin di Puskesmas Denpasar Barat I sebesar 85,7% dengan mayoritas pasien mengalami disfungsi ereksi ringan (37,1%) dan mengonsumsi statin kurang dari 12 bulan (51,4%). Karakteristik pasien sebagian besar berusia 45-60 tahun (74,2%), dengan obesitas I (42,8%), merokok (60%), dan minum alkohol (57%). Hasil uji statistic menunjukkan hubungan yang bermakna antara disfungsi ereksi pada pasien dislipidemia dengan lama pengobatan statin di Puskesmas Denpasar Barat I (p=0,031) dengan korelasi sedang (r=0,552). Statin dengan lama pengobatan lebih dari 12 bulan memiliki efek protektif terhadap disfungsi ereksi (RR = 0,81).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara disfungsi ereksi pada pasien dislipidemia dan lama pengobatan statin dengan korelasi sedang. Pengobatan statin dengan lama pengobatan lebih dari 12 bulan memiliki efek protektif terhadap disfungsi ereksi.

show abstract

Hubungan Kualitas Tidur dengan Atensi pada Mahasiswa/ i Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan

Cited by 4 publications

References 10 publications

The Relationship Between Coffee Consumption and Sleep Quality With the Incidence of Acne Vulgaris

The Relationship Between Coffee Consumption and Sleep Quality With the Incidence of Acne Vulgaris

Hubungan Antara Tingkat Stres, Kualitas Tidur dan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Hubungan disfungsi ereksi pada pasien dislipidemia dengan lama pengobatan statin di Puskesmas Denpasar Barat I

Contact Info

Product

Resources

About