2017
DOI: 10.24269/ijhs.v1i2.2017.6
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Konsep Diri Dengan Kualitas Hidup Anak Usia Sekolah Pada Keluarga Buruh Migran Internasional

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 3 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Orangtua memiliki tugas utama untuk mengasuh anak agar menjadi individu yang sehat secara fisik maupun mental, memiliki sikap tanggungjawab secara nyata, dan menjelma menjadi individu dewasa yang kreatif sehingga mampu mengembangkan pola hubungan yang bermakna dalam kehidupannya. Orangtua sebagai pengasuh anak, perlu untuk lebih peduli, menyayangi, menghargai, dan memberikan penguatan (reinforcement) kepada anak (Setiawati et al, 2017) karena perkembangan positif anak juga tergantung pada bagaimana orangtua mampu menciptakan lingkungan yang mendukung. Keadaan tersebut menjadi sangat krusial ketika dihadapkan pada kondisi orangtua yang menjadi pekerja migran.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Orangtua memiliki tugas utama untuk mengasuh anak agar menjadi individu yang sehat secara fisik maupun mental, memiliki sikap tanggungjawab secara nyata, dan menjelma menjadi individu dewasa yang kreatif sehingga mampu mengembangkan pola hubungan yang bermakna dalam kehidupannya. Orangtua sebagai pengasuh anak, perlu untuk lebih peduli, menyayangi, menghargai, dan memberikan penguatan (reinforcement) kepada anak (Setiawati et al, 2017) karena perkembangan positif anak juga tergantung pada bagaimana orangtua mampu menciptakan lingkungan yang mendukung. Keadaan tersebut menjadi sangat krusial ketika dihadapkan pada kondisi orangtua yang menjadi pekerja migran.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perempuan mengalami berbagai kondisi nyata yang telah menghilangkan kekuasaan perempuan atas tubuh dan kesehatan reproduksinya (Badawi 2015). Ironisnya risiko ini tidak hanya terjadi pada individu perempuan yang mengalami eksploitasi, tetapi tidak jarang juga melibatkan keturunan yang dilahirkan oleh perempuan (Chusna et al 2017;Setiawati et al 2017;Suryadi 2017;Utamidewi et al 2017;Syarif 2018;Santoso & Abror 2020;Wardi 2020;Rahmatullah & Suyatno 2021). Struktur ini dalam relasi gender dimaknai sebagai akibat dari sistem patriarki yang menurut Walby (1990) didefinisikan sebagai struktur sosial dan praktiknya laki-laki mendominasi, mengoperasikan, dan mengeksploitasi perempuan.…”
unclassified