Hubungan Kesehatan Spiritual Dengan Kualitas Hidup Orang Dengan Hiv/Aids Di Yayasan Lantera Minangkabau Support Padang

Abstract

Angka kejadian HIV/AIDS terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Permasalahan yang dihadapi orang dengan HIV/AIDS sangat kompleks. Salah satu dampak dari permasalahan adalah penurunan kualitas hidup. Kualitas hidup seseorang dapat dipengaruhi oleh kesehatan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kesehatan spiritual dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah orang dengan HIV/AIDS di Yayasan Lantera Minangkabau Support Padang dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Data dianalisis secara univariat menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan (CI) 95 % dengan nilai α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separoh (64%) orang dengan HIV/AIDS memiliki kualitas hidup buruk, 36% memiliki kualitas hidup baik, lebih dari separoh (60%) memiliki kesehatan spiritual buruk dan 40% memiliki kesehatan spiritual baik. Hasil uji statistik di dapatkan ada hubungan kesehatan spiritual dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS di Yayasan Lantera Minangkabau Support Padang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa orang dengan HIV/AIDS dengan kesehatan spiritual buruk cenderung memiliki kualitas hidup buruk, sedangkan orang dengan HIV/AIDS dengan kesehatan spiritual baik memiliki kualitas hidup baik. Diharapkan kepada agar perawat untuk untuk meningkatkan kesehatan spiritual orang dengan HIV/AIDS agar kualitas hidup mereka bisa lebih baik lagi.

The Relationship between Distress Tolerance and Spiritual Well-Being towards ARV Therapy Adherence in People Living with HIV/AIDS

“…This analysis showed a relationship between spiritual well-being and adherence to ARV therapy in PLWHA. In other research, spiritual well-being has been closely related to mental health and can increase patients' enthusiasm and optimism about their illness [21]. Spiritual well-being is linked to growth in the spiritual dimension, along with an appreciation for and the development of people's religion [42].…”

“…In this case, adolescent spirituality is associated with reduced anxiety and depression, along with better adaptation to chronic illness [43]. Spiritual well-being is an independent concept in the context of counselling and guidance services that develop within each individual [21]. This is due to the complexity and multi-dimensional nature of spirituality, as each person experiences, interprets, and comprehends a unique perception of the phenomenon [44].…”

“…These behaviors lead to an improved life and enhance the goal of recovery [46]. Spiritual well-being is also an independent concept in the context of counseling and guidance services, which continues to develop throughout the lives of individuals [21].…”

“…The development of an individual's spiritual well-being correlates with other spiritual dimensions, including their understanding of religion and its progression in their daily lives. Spiritual well-being as an independent concept within the context of counseling and guidance services continues to evolve within human beings [21]. Spirituality is an inherent characteristic of people and a potent source of healing.…”

Kesejahteraan Spiritual dengan Kejadian Infeksi Oportunistik pada ODHA

“…Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sastra et al, (2019) bahwa kesejahteraan spiritual memiliki hubungan yang kuat dengan kesehatan mental yang dapat membuat pasien lebih optimis terhadap penyakitnya. Perkembangan kesejahteraan spiritual individu berhubungan dengan perkembangan dimensi spiritual, penghayatan keagamaan dan perkembangan.…”