Abstract:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan pemecahan masalah matematis dan kemandirian belajar peserta didik yang masih rendah dalam menyelesaikan masalah matematis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dengan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik SMK pada materi program linear dua variabel. Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional yang dilakukan pada kelas X Farmasi Klinis dan Komunitas dengan 31 orang peserta didik. Instrumen dalam p… Show more
“…Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sulistyani et al (Sulistyani et al, 2020) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa, maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa semakin baik. Sebaliknya, semakin rendah kemandirian belajar yang dimiliki siswa, maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pun kurang baik.…”
Section: Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek Denga...unclassified
“…Oleh karena itu, R23 kurang percaya diri dengan jawabannya dalam tes kemampuan pemecahan masalah ini. Hal ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sulistyani et al (2020) yang menyatakan bahwa semakin rendah kemandirian belajar siswa, maka semakin rendah pula kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa tersebut.…”
Section: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Subjek Dengan Kat...unclassified
“…Kemandirian belajar akan berdampak terhadap kemampuan pemecahan masalah karena siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi akan berupaya untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan baik. Pada penelitian Sulistyani et al (2020) menyatakan bahwa semakin tinggi kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa, maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa semakin baik. Sebaliknya, semakin rendah kemandirian belajar yang dimiliki siswa, maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pun kurang baik.…”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari kemandirian belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu angket kemandirian belajar, tes kemampuan pemecahan masalah matematis, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Karawang yang terdiri dari 3 orang siswa yang mewakili setiap kategori kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Siswa dengan kategori kemandirian belajar tinggi dapat menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis dengan baik dan memenuhi seluruh indikator pemecahan masalah. Siswa pada kategori ini menyukai pelajaran matematika dan sering belajar terlebih dahulu materi yang akan diajarkan serta sering berdiskusi dengan teman-temannya, 2) Siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang dapat menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis cukup baik walaupun ada beberapa indikator yang belum terpenuhi dengan baik yaitu penyelesaian masalah dan pemeriksaan kembali. Siswa dengan kategori kemandirian sedang jarang berdiskusi dengan temannya serta kurang teliti dalam menyelesaikan soal dan tidak melakukan pemeriksaan kembali jawabannya sehingga jawabannya pun kurang tepat, 3) Siswa dengan kategori kemandirian belajar rendah belum mampu menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis dengan baik. Siswa pada kategori ini dapat memenuhi sedikit dari indikator penyelesaian masalah namun belum memenuhi indikator pemecahan masalah yang lainnya. Selain itu, siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah, diketahui tidak menyukai matematika sehingga kurang percaya diri dalam menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah.
“…Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sulistyani et al (Sulistyani et al, 2020) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa, maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa semakin baik. Sebaliknya, semakin rendah kemandirian belajar yang dimiliki siswa, maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pun kurang baik.…”
Section: Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek Denga...unclassified
“…Oleh karena itu, R23 kurang percaya diri dengan jawabannya dalam tes kemampuan pemecahan masalah ini. Hal ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sulistyani et al (2020) yang menyatakan bahwa semakin rendah kemandirian belajar siswa, maka semakin rendah pula kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa tersebut.…”
Section: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pada Subjek Dengan Kat...unclassified
“…Kemandirian belajar akan berdampak terhadap kemampuan pemecahan masalah karena siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi akan berupaya untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan baik. Pada penelitian Sulistyani et al (2020) menyatakan bahwa semakin tinggi kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa, maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa semakin baik. Sebaliknya, semakin rendah kemandirian belajar yang dimiliki siswa, maka kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pun kurang baik.…”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari kemandirian belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu angket kemandirian belajar, tes kemampuan pemecahan masalah matematis, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Karawang yang terdiri dari 3 orang siswa yang mewakili setiap kategori kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Siswa dengan kategori kemandirian belajar tinggi dapat menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis dengan baik dan memenuhi seluruh indikator pemecahan masalah. Siswa pada kategori ini menyukai pelajaran matematika dan sering belajar terlebih dahulu materi yang akan diajarkan serta sering berdiskusi dengan teman-temannya, 2) Siswa dengan kategori kemandirian belajar sedang dapat menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis cukup baik walaupun ada beberapa indikator yang belum terpenuhi dengan baik yaitu penyelesaian masalah dan pemeriksaan kembali. Siswa dengan kategori kemandirian sedang jarang berdiskusi dengan temannya serta kurang teliti dalam menyelesaikan soal dan tidak melakukan pemeriksaan kembali jawabannya sehingga jawabannya pun kurang tepat, 3) Siswa dengan kategori kemandirian belajar rendah belum mampu menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis dengan baik. Siswa pada kategori ini dapat memenuhi sedikit dari indikator penyelesaian masalah namun belum memenuhi indikator pemecahan masalah yang lainnya. Selain itu, siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah, diketahui tidak menyukai matematika sehingga kurang percaya diri dalam menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah.
“…Independence can be characterized as a process of self-control, a state of being independent of others, ability to make decisions independently, and initiatively and confidently completing tasks (Sulistyani et al, 2020). The level of student independence can also be used as a means to see how teachers and parents conducted their own learning process.…”
Face to face meeting is not always effective in learning because there are some situations during which it cannot be conducted, such as during the pandemic that we have felt together for these 2 years and even now. Therefore, we need to work around this by learning online through the use of Moodle-based e-learning. This research was conducted at the Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) Samawa University with the aim of knowing how gender influences the learning independence of prospective teachers through the use of Moodle-based e-learning. The research sample amounted to 42 students who were divided into 21 males and 21 females. The research data was obtained by distributing a learning independence questionnaire containing 20 statement items that have been adjusted to the indicators of learning independence and calculated using a Likert scale of 1 to 5. The results showed that the significance level value was 0.37, which was greater than 0.05. Therefore, it can be concluded that gender does not affect the learning independence of prospective teacher through the use of Moodle-based e-learning.
“…Semakin rendah kemandirian belajar siswa maka KPM matematis siswa semakin rendah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Ambiyar et al, 2020;Ansori & Herdiman, 2019;Arofah & Noordyana, 2021;Assyifa et al, 2020;Mayasari & Rosyana, 2019;Sulistyani et al, 2020)…”
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab utama rendahnya kemampuan pemecahan masalah (KPM) matematis siswa dan mengkaji efektivitas pembelajaran blended problem-based learning ditinjau dari kemandirian belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed methods sequential exploratory. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA. Teknik pengambilan subjek penelitian kualitatif secara purposive sampling masing-masing 2 siswa dengan kategori kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan penelitian kuantitatif dengan teknik cluster random sampling diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemandirian belajar sebagai variabel bebas dan KPM matematis sebagai variabel terikat. Pengumpulan data melalui angket, wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji One sample t-test, uji independent sample t-test, dan uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab rendahnya KPM matematis adalah siswa dengan kemandirian belajar sedang dan rendah. Siswa dengan kemandirian belajar sedang kurang mampu dalam memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh sedangkan siswa dengan kemandirian belajar rendah hanya mampu mengidentifikasi data diketahui, data ditanyakan, dan kecukupan data untuk pemecahan. Siswa dengan kemandirian belajar tinggi mampu memenuhi semua indikator KPM. Hasil penelitian juga menunjukkan KPM matematis siswa kelas eksperimen mencapai ketuntasan belajar minimal, KPM matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, dan terdapat pengaruh positif kemandirian belajar terhadap KPM matematis siswa pada kelas eksperimen sebesar 61,5%. Berdasarkan uji efektifitas diperoleh bahwa pembelajaran blended problem-based learning efektif meningkatkan KPM matematis siswa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.