2020
DOI: 10.51352/jim.v6i1.296
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Kadar Natrium Serum dengan Outcome Klinis pada Pasien Cedera Kepala Berat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

Abstract: Recently, Traumatic Brain Injury (TBI) has high mortality in the world. In severe TBI, secondary brain injury can occur. ElectrSolyte disorders are the most common in secondary brain insult especially sodium disorders. It remains unclear whether hyponatremia or hypernatremia can cause worse clinical outcome in TBI patients. This study aimed to determine association between serum sodium level with clinical outcome in severe TBI patients at RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. A cross sectional analytical stud… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2021
2021
2021
2021

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 20 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Menurut Glasgow Coma Scale (GCS), cedera kepala dibagi menjadi cedera kepala berat (GCS ≤ 8), sedang (GCS 9-13), dan ringan (GCS [14][15]. Cedera kepala adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan yang sering terjadi di seluruh dunia terutama di negara berkembang Cedera kepala dapat menyebabkan cedera otak sekunder yang bersifat sistemik yang akan memperburuk keadaan pasien, seperti hipoksia, hipotensi, hiperpireksia, hiperglikemia, kejang, dan gangguan elektrolit (Rivaldi, Ibrahim & Siagian 2020).…”
Section: Berdasarkan Hasil Data Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsiunclassified
“…Menurut Glasgow Coma Scale (GCS), cedera kepala dibagi menjadi cedera kepala berat (GCS ≤ 8), sedang (GCS 9-13), dan ringan (GCS [14][15]. Cedera kepala adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan yang sering terjadi di seluruh dunia terutama di negara berkembang Cedera kepala dapat menyebabkan cedera otak sekunder yang bersifat sistemik yang akan memperburuk keadaan pasien, seperti hipoksia, hipotensi, hiperpireksia, hiperglikemia, kejang, dan gangguan elektrolit (Rivaldi, Ibrahim & Siagian 2020).…”
Section: Berdasarkan Hasil Data Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsiunclassified