Hubungan Harmonis antara Muslim dan Yahudi sejak Masa Kenabian sampai ‎Masa Umayyah di Al-Andalus

Abstract

In some phases of history of relations between religious communities, there was a harmonious relationship and co-existence between Muslims and Jewish and also Christians. History recorded a relatifely harmonious relationship and merely productife especially in most Western part of Muslim world, al-Andalus. This paper attends to display the history of religious life that led to the peace, and thus it is importance to show cultivate messages of peace and tolerance in religious communitees. This paper presents data form History that was processed through historical analysys and generates an interesting conclusion, that religious diversity and beliefs, does not hinder people of different religions to practice each other live in harmony side by side, even work together to create a cultural creatifity in the field of art, science and literature. The result of study can serve as a comparison and a healing for conflict resolution which involves religion in it, like what happens between Israelits Jeiwsh and Palestinians Muslim.Keyword: Islam, Judaism, al-Andalus. AbstrakDalam beberapa fase sejarah hubungan antar pemeluk agama, terdapat hubungan harmonis dan co-existance antara pemeluk agama Islam dan pemeluk Yahudi juga Kristen. Rekam sejarah adanya hubungan yang relatif harmonis dan produktif tersebut khususnya terdapat di belahan dunia Islam klasik bagian Barat, al-Andalus. Tulisan ini ingin menampilkan kembali serpihan sejarah kehidupan beragama yang damai dan membuahkan tersebut, karena pentingnya untuk menumbuhkan pesanpesan damai dan toleran di antara pemeluk agama sekarang ini. Tulisan ini menyajikan data sejarah yang diolah melalui analisis sejarah dan menghasilkan kesimpulan yang menarik, bahwa perbedaan agama dan cara pandang dalam berkeyakinan, tidak menghalangi para pemeluk agama yang berbeda untuk saling hidup rukun berdampingan, bahkan bekerja sama menciptakan budaya kreatif dan produktif di bidang seni, pengetahuan dan kesusastraan. Data dari kajian ini bisa disajikan sebagai pembanding dan bahan renungan bagi penyelesaian konflik yang melibatkan agama di dalamnya, seperti yang terjadi antara warga Israel yang beragama Yahudi, dan warga Palestina yang beragama Islam.

Islam-Yahudi: Bisakah Berdamai?

“…Hubungan anatara kedua agama ini sempat mengalami kemajuan pada masa khalifah Umar bin Khattab dimana Yahudi hidup bergandengan dengan damai dengan Islam dan Nasrani. Hal ini disebabkan oleh kebijakan Khalifah Umar bin Khattab terhadap kehidupan politik dengan menerapkan beberapa peraturan yang menjamin kehidupan masayarat non-Islam yaitu berupa Jizyah, yaitu membayar pajak (Irfanullah, 2017;Nor & El-Awaisi, 2010).…”

“…Banyak perselisihan yang terjadi di kalangan Islam dan non muslim, terutama Yahudi. Banyak masyarakat berpendapat bahwa hubungan ini terjadi karena faktor teologi, politik , dan ekonomi (Irfanullah, 2017) namun, (Said et al, 2019) menegaskan bahwa hubungan mereka didasari oleh motif politik dan ekonomi.…”

“…Beberapa peneliti dan penulis sudah membahas tentang hubungan Yahudi dan Islam sepanjang masa dari zaman awal peradadaban Yahudi dan islam, zaman Rasulullah hingga sekarang. Hampir semua artikel tersebut membahas tentang hubungan antara Yahudi dan Islam yang harmonis di kala Khalifah kedua, Umar bin Khattab, memimpin (Basuki, 2017;Irfanullah, 2017;Nor & El-Awaisi, 2010;Risa, n.d.;Said et al, 2019) bahkan hubungan sebelum Muhammad SAW datang (Katsh, 1963;Mohtarom, 2022) tentang perjalanan sejarah bangsa Yahudi, namun sedikit sekali yang membahas akar permasalahan konflik antara Yahudi dan Islam (Arul, 2009;Iqbal, 2023). Pandangan Yahudi terhadap Islam (Saidurrahman, 2014) dan mengapa Islam yang menjadi sasaran dari kebencian umat Yahudi, meskipun agam Kristen juga ikut menjadi korban Israel.…”

“…Meskipun mereka menjadi masyarakat kelas kedua, mereka tetap hidup tenang dan sejahtera di Baitul Maqdis dan beribadah sesuai dengan agamanya masingmasing di bawah "Jaminan Perjanjian Umar" dengan membayar jizyah sebagai jaminan keamanan kehidupan mereka dari Persia dan Romawi (Basuki, 2017;Nor & El-Awaisi, 2010). Bahkan, banyak diantara mereka mempunyai peran penting di bidang ekonomi dan politik pada masa Abassiyah dan Umayyah (Irfanullah, 2017;Nor & El-Awaisi, 2010) dan salah satu dokter pribadi Umar bin Khattab adalah seorang Yahudi. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara Islam dan nonislam pada waktu itu harmonis dan Islam adalah agama yang cinta damai.…”

“…Hubungan Yahudi dan Islam mengalami dinamika tersendiri bagi sejarah Islam. Pertikaian demi pertikaian terjadi antara Yahudi dan Islam yang didasari oleh keinginan untuk menguasai suatu daerah yang bukan miliknya serta kepentingan politik (Abdullah, 2009) dan konflik fundamentalis lama yang selalu dilontarkan kepada dzimmi (nonmuslim) (Irfanullah, 2017). Kepentingan politik suatu negara memperparah hubungan politik Yahudi dan Islam.…”