Hubungan antara Rasio Neutrofil Limfosit dengan Kejadian Penyakit Arteri Perifer Ekstremitas Bawah pada Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2

Abstract

ABSTRAKPendahuluan. Penyakit arteri perifer (PAP) ekstremitas bawah merupakan salah satu komplikasi makrovaskular diabetes melitus (DM) tipe 2 yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Proses inflamasi telah diketahui berperan dalam terjadinya PAP pada penyandang DM tipe 2. Rasio neutrofil limfosit atau neutrophil lymphocyte ratio (NLR) telah digunakan sebagai penanda inflamasi kronik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara NLR dengan kejadian PAP ekstremitas bawah pada penyandang DM tipe 2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.Metode. Studi potong lintang dilakukan pada subjek penyandang DM tipe 2 yang menjalani pemeriksaan ankle brachial index (ABI) di poliklinik divisi Metabolik Endokrin RSCM periode Oktober 2015 -September 2016. Didapatkan 249 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan pengambilan data sekunder dari rekam medis mengenai data ABI, NLR, data demografik serta faktor perancu. Subjek dinyatakan menderita PAP ekstremitas bawah jika memiliki nilai ABI ≤ 0,9 dengan pemeriksaan probe doppler. Data NLR kemudian dikategorikan berdasarkan median nilai NLR dan dicari hubungan nilai NLR dengan kejadian PAP ekstremitas bawah. Uji chi square digunakan untuk analisis bivariat dan regresi logistik digunakan untuk analisis multivariat.Hasil. Penyakit arteri perifer ekstremitas bawah ditemukan pada 36 subjek (14,5%). Didapatkan nilai median NLR total sebesar 2,11. Nilai median NLR didapatkan lebih tinggi pada kelompok PAP daripada tanpa PAP (2,46 vs. 2,04). Terdapat hubungan yang bermakna antara nilai NLR ≥ 2,11 dengan kejadian PAP ekstremitas bawah pada penyandang DM tipe 2 (PR 2,46, IK 95% 1,23 -4,87; p=0,007). Dengan menggunakan uji regresi logistik, diketahui bahwa hipertensi merupakan variabel perancu.Simpulan. Terdapat hubungan antara rasio neutrofil limfosit dengan kejadian penyakit arteri perifer ekstremitas bawah pada penyandang DM tipe 2 di RSCM. Kata Kunci: Diabetes melitus tipe 2, Inflamasi kronik, Penyakit arteri perifer ekstremitas bawah, Rasio neutrofil limfosit ABSTRACT

High neutrophil-lymphocyte ratio as a predictor of mortality in major burn patients

“…Therefore, an increase in the neutrophil-lymphocyte ratio in the sub-acute phase may indicate more severe systemic inflammation in these patients. (Wibisana et al, 2019).…”

“…The chronic inflammatory state induces hypersecretion of pro-inflammatory cytokines, leading to high neutrophil counts. A high neutrophil-lymphocyte ratio reflects an increased inflammatory response without adequate immune function (Wibisana et al, 2019) In Indonesia, the neutrophil-lymphocyte ratio in major burns has not been studied. The neutrophil-lymphocyte ratio, calculated by dividing the absolute number of neutrophils and lymphocytes, is very easy to obtain through the results of DL examinations routinely carried out regularly in patients with major burns.…”

Hubungan Derajat Penyakit Osteoartritis Lutut dengan Neutrophil Lymphocyte Ratio pada Pasien di RSU Al Fauzan Jakarta Periode 2019-2021

“…Hal tersebut terjadi karena pada inflamasi kronik akan terjadi hipersekresi sitokin proinflamasi seperti TNF-α, IL-1β, IL-6, dan IL-8 yang menyebabkan terjadinya peningkatan neutrophil yang menetap. 13,26 Menurut penelitian Cai et al, (2020) pada pasien osteoartritis peningkatan neutrophil secara signifikan menandakan adanya kondisi buruk yang disebabkan oleh stimulasi inflamasi, yang secara bersamaan jumlah limfosit pasien akan menetap atau mengalami penurunan. Tetapi, pada inflamasi akut ketika terjadi pengeluaran sitokin inflamasi, dengan bersamaan akan terjadi penghancuran sel yang terinfeksi oleh CD8+ sehingga akan terjadi penurunan limfosit secara signifikan (limfopenia).…”

Nanotechnology in Metformin Delivery: Fasting Blood Sugar and Neutrophil-Lymphocyte Ratio of Diabetic Rat Model

“…Various studies have also shown that NLR is better than the total leukocyte count. 3 The high incidence of diabetes mellitus in various regions in Indonesia has raised awareness of the importance of rational treatment in the appropriate management of diabetes mellitus and its complications. Treatment rationales include the accuracy of therapy based on diagnosis, choice of therapy, mode of administration, and evaluation of therapy.…”