Hubungan Antara Optimisme Dengan Regulasi Emosi Pada Siswa Kelas Xi SMK Cut Nya’ Dien Semarang

Abstract

Regulasi emosi adalah proses individu mengatur dan mengelola emosi yang dialaminya. Optimisme merupakan cara pandang individu mengenai akibat suatu peristiwa, biasanya orang-orang yang optimis akan memandang bahwa akan banyak hal baik yang terjadi di masa datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara optimisme dengan regulasi emosi pada remaja. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Cut Nya’ Dien Semarang yang berjumlah 177 dengan sampel penelitian berjumlah 110 siswa yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Data dikumpulkan menggunakan dua buah skala yaitu skala regulasi emosi (23 aitem valid, α = 0, 868) dan skala optimisme (23 aitem valid, α = 0,867). Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi (rxy) = 0, 512 dengan nilai p = 0,000 ( p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima, yaitu terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara variabel optimisme dengan regulasi emosi. Semakin tinggi optimisme, semakin tinggi regulasi emosi. Sumbangan efektif yang diberikan oleh optimisme terhadap variabel regulasi emosi adalah sebesar 26,2 % dan sisanya 73,8 % dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu dukungan sosial, peer attachment, dan keluarga.

Gambaran Penyesuaian Diri Mahasiswa Dalam Menyusun Tugas Akhir Selama Pandemi Covid-19

“…Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa adanya dukungan dari teman sebaya berupa kelekatan, dapat mempengaruhi penyesuaian mahasiswa [8]. Kelekatan pada individu akan membentuk sebuah ikatan persahabatan yang didasarkan pada kepercayaan, penerimaan dan terjalinnya komunikasi yang intens [16].…”

Hubungan Hardiness Dengan Regulasi Emosi Pada Mahasiswa Di Era Pandemi Covid-19

“…Dalam kondisi penuh dengan emosi yang tidak menyenangkan atau emosi negatif pada mahasiswa tingkat akhir apabila tidak dapat dikontrol maka dapat berujung pada stress, menurunnya sistem kekebalan tubuh yang juga dapat menyebabkan individu lebih rentan terkena covid-19 dan akan berdampak semakin lamanya waktu pengerjaan skripsi. Menurut Strongman (Indriana, 2018) Secara umum sesesorang yang memiliki regulasi emosi yang rendah akan mempengaruhi perilaku pada mahasiswa menjadi agresi, dan kerentanan terhadap pengaruh emosi negatif. Menurut Kelsey, Zeman, dan Dallaire (Saptandari & Putri, 2020) menjelaskan bahwa perilaku agresi biasa dikaitkan dengan kurangnya keterampilan regulasi emosi.…”

Hubungan Antara Kepribadian Hardiness Dengan Regulasi Emosi Pada Penyandang Tunadaksa Di Balai Besar Rehabilitasi Bina Daksa (Bbrsbd) Prof. Dr. Soeharso Surakarta

“…Optimisme merupakan salah satu faktor yang memengaruhi regulasi emosi. Individu yang memiliki optimisme yang tinggi akan memandang masalah hanya bersifat sementara dan akan segera berlalu (Fitri & Indriana, 2018). Individu yang optimis memiliki cara berpikir yang positif, berani mengambil resiko, dan lebih percaya diri.…”