Latar belakang: : Prevalensi stunting di Kabupaten Bogor sebesar 32,9% dan yang focus stunting pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor di Puskesmas Bojonggede prevalensi stunting sebesar 21,5%. Tujuan: Menganalisis faktor risiko stunting di wilayah kerja Puskesmas Bojonggede. Metode : Jenis penelitian observasional dengan pendekatan kasus kontrol. Menggunakan responden 60 ibu balita yang terdiri dari 30 ibu balita yang memiliki anak dengan kondisi stunting dan 30 ibu balita yang memiliki anak dengan tinggi badan normal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Regresi Logistik. Hasil: Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan dan faktor yang mempengaruhi kejadian stunting adalah variabel riwayat berat badan lahir rendah (OR=49,880; 95% CI=1,842–96,078), riwayat ASI eksklusif (OR=24,884; 95% CI=1,117–65,258), jumlah anak dalam satu keluarga (OR=38,646; 95% CI=1,375–85,612), riwayat anemia pada ibu hamil (OR=25,782; 95% CI=1,306–70,330) dan pola pemberian makan (OR=19,241; 95% CI=1,317–50.988). Kesimpulan: Riwayat BBLR, riwayat ASI eksklusif, jumlah anak dalam satu keluarga, riwayat anemia pada ibu saat hamil dan pola pemberian makan pada balita memiliki hubungan dan pengaruh terhadap kejadian stunting.