Greater Mindfulness is Linked to Less Procrastination

Abstract

This study examined the relationships between trait mindfulness, a positive psychological characteristic, attention and procrastination. One hundred and seventy-four Australian participants, 133 women and 41 men, with a mean age of 35.44, completed measures of trait mindfulness, ability for sustained attention and procrastination. Participants recorded a task they thought they might delay completing and were randomly assigned to a brief mindfulness exercise or a control exercise. Participants afterwards rated their intention to work on the task. Greater trait mindfulness was associated with better ability to sustain attention and with less procrastination. Attention mediated the relationship between mindfulness and procrastination. With engagement held constant, participants in the mindfulness exercise condition expressed more intention to work towards completing a task on which they tend to procrastinate than participants in the control condition. These findings have implications for better understanding procrastination and for the use of mindfulness to assist those who procrastinate.

Mindfulness and Its Relation to Academic Procrastination among University Students

“…Mindfulness was also found to increase one's feeling of happiness. Nicola and Andreadel, [6] suggested that Greater Mindfulness is Linked to Less Procrastination. Al-Bediwi [7] asserts that we can change our lives by paying more attention and practicing more control in the situations we experience, as attention promotes our performance.…”

Regulasi diri sebagai mediator interaksi mindfulness dan prokrastinasi akademik

“…Prokrastinator identik dengan karakter implusif, serta lebih memilih mengerjakan kegiatan yang dapat memberikan kesenangan secara langsung, dibandingkan mengerjakan tugas yang seharusnya diselesaikan (Rabin dkk., 2011;Rozental & Carlbring, 2014). Selain itu, prokrastinator juga mudah teralihkan (Mccloskey & Scielzo, 2015) serta sulit mempertahankan fokus perhatian (Rebetez dkk., 2017;Schutte & de Bolger, 2020). Ketika mengerjakan tugas, prokrastinator kerap dihampiri oleh pikiran yang dapat mengganggunya dalam menyelesaikan tugas (Rebetez dkk., 2017).…”

“…Akibatnya, fokus perhatian pada tugas menjadi terganggu yang kemudian berujung pada perilaku penundaan (Flett dkk., 2016). Melihat karakteristik yang dimiliki oleh prokrastinator, maka kemampuan untuk memusatkan perhatian menjadi penting agar seseorang dapat bertahan mengerjakan tugas serta terhindar dari kecenderungan melakukan prokrastinasi (Schutte & de Bolger, 2020). Pemusatan perhatian merupakan salah satu komponen esensial pada mindfulness (Kabat-Zinn, 2013;Shapiro dkk., 2018).…”

“…Pada penelitian terdahulu, ditemukan bahwa mindfulness berkorelasi negatif dengan prokrastinasi (Cheung & Ng, 2019;Schutte & de Bolger, 2020;Sirois & Tosti, 2012). Artinya, seseorang yang memiliki tingkat mindfulness tinggi cenderung tidak melakukan prokrastinasi.…”

“…Artinya, seseorang yang memiliki tingkat mindfulness tinggi cenderung tidak melakukan prokrastinasi. Hal ini dijelaskan bahwa karakteristik yang ada pada diri prokrastinator menandakan tingkat mindfulness yang rendah, seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian (Rebetez dkk., 2017) dan cepat bereaksi terhadap distraksi pada lingkungan (Schutte & de Bolger, 2020). Prokrastinator mudah berpindah pada kegiatan lain yang dianggap lebih menyenangkan dan menunda menyelesaikan tugas.…”