Good to Produce

Ketahanan Pangan Orang Mentawai di Bawah Tudung Saji Pembangunan

“…PKMT dianggap oleh pemerintah sebagai bentuk keterisolasian pembangunan dan kesejahteraan rakyat (Darmanto, 2022;Pradipta, 2019;Ridwan et al, 2019). Rumah mereka dibangun sesuai dengan desain seragam di area yang dikategorikan di samping sungai atau pantai.…”

“…Ditambah lagi, produksi pangan ini juga menyentuh aspek ekologi, agama, pemanfaatan lahan, eksploitasi sumber daya alam, serta pembagian dan penggunaan tenaga kerja. Produksi beras di Mentawai ini kerap kali gagal karena tidak memperhitungkan konteks sosial politik dan ekonomi orang Mentawai (Darmanto, 2022;Delfi, 2011;Persoon, 1992). Bagi orang Mentawai, pangan (sagu) tidak hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, tetapi juga mengungkapkan hubungan kekuasaan dan identitas sosial, termasuk hubungan antara manusia dan alam serta antarmanusia itu sendiri.…”

“…Kedua, program Peningkatan Keamanan Pangan Nasional menelurkan kebijakan pada enam kecamatan (Pagai Selatan, Pagai Utara, Sikakap, Sipora Selatan, Sipora Utara, dan Siberut Selatan) di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan tujuan untuk intensifikasi pertanian serta membangun 600 ha sawah baru untuk menghasilkan beras (lihat Darmanto, 2022Darmanto, , 2023Delfi, 2018Delfi, , 2011Erwin, 2017Erwin, , 2022Erwin et al, 2022Erwin et al, , 2023Irwandi & Saleleubaja, 2021;Persoon & Schefold, 1985;Pradipta, 2019;Ridwan et al, 2019;Saleleubaja, 2020;Samaloisa et al, 2023). Program ini diharapkan dapat menghasilkan padi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Mentawai akan produk beras Namun, hal itu tidak luput dari masalah dan kendala yang terjadi.…”

“…Rendahnya produksi beras di Mentawai diduga karena faktor pengetahuan masyarakat tentang pertanian padi, kondisi alam, dan akses lahan yang tidak semua bisa dijadikan sawah (Azhari et al, 2017;Ridwan et al, 2019). Faktor lain yang memengaruhinya adalah hama, kesuburan tanah, budi daya tanaman padi, perilaku petani, dan penyuluhan petani (Darmanto, 2022;Erwin et al, 2019;Pradipta, 2019;Salamanang et al, 2022;Saleleubaja, 2020). Oleh karena itu, perlu adanya peninjauan kembali terhadap peralihan pangan dari sagu ke beras (Erwin et al, 2022(Erwin et al, , 2023Irwandi & Saleleubaja, 2021;.…”