2022
DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.5840
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Gerakan Peduli Sehat Reproduksi Wanita (Gelis P-San) Sebagai Upaya Pemberdayaan Deteksi Dini Kesehatan Reproduksi Wanita di Wilayah Bantul Yogyakarta

Abstract: ABSTRAKMasalah  kesehatan  reproduksi pada wanita akan berdampak luas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Kurangnya edukasi tentang kesehatan reproduksi, kuatnya mitos-mitos negatif tentang kesehatan reproduksi dan menganggap tabu mendiskusikan masalah kesehatan reproduksi misalnya keluhan keputihan, gangguan menstruasi dan masalah infeksi menular seksual menjadi penyebab meningkatnya gangguan kesehatan reproduksi wanita. Informasi yang didapatkan oleh wanita usia subur rata-rata terbatas dikarenakan se… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
2
0
2

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
2
Order By: Relevance
“…Salah satu yang sering terjadi karena kurangnya sosialiasi dan edukasi adalah penyakit menular seksual, penyakit ginekologi dan penyakit keganasan reproduksi. Wanita menganggap hal tersebut tabu sehingga menutup diri dan tidak melakukan deteksi dini kesehatan reproduksi (Oktafia et al, 2020). Selain itu masih kuatnya mitos negatif tentang kesehatan reproduksi, misalnya budaya banyak anak banyak rejeki, membicarakan masalah kesehatan reproduksi sangat tabu dan hal tersebut merupakan urusan wanita (Sugiharta et al, 2020).…”
Section: A Latar Belakangunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Salah satu yang sering terjadi karena kurangnya sosialiasi dan edukasi adalah penyakit menular seksual, penyakit ginekologi dan penyakit keganasan reproduksi. Wanita menganggap hal tersebut tabu sehingga menutup diri dan tidak melakukan deteksi dini kesehatan reproduksi (Oktafia et al, 2020). Selain itu masih kuatnya mitos negatif tentang kesehatan reproduksi, misalnya budaya banyak anak banyak rejeki, membicarakan masalah kesehatan reproduksi sangat tabu dan hal tersebut merupakan urusan wanita (Sugiharta et al, 2020).…”
Section: A Latar Belakangunclassified
“…Masyarakat yang memiliki perilaku baik dapat meningkatkan kesehatan dan berdampak positif terdahap masyarakat. Promosi kesehatan penting diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan (Oktafia, R., & Indriastuti, 2022). Kegiatan pelatihan pembuatan BUNDARIH oleh Tim Farmasi UMY dengan bahan dasar daun sirih.…”
Section: Tahap Pelaksanaanunclassified
“…Women's reproductive health problems have a broad involvement and affect many aspects of life. Lack of knowledge about reproductive health, strong negative issues circulating about reproductive health and taboos to discuss reproductive health problems such as menstrual disorders, sexually transmitted disease problems, and also complaints of vaginal discharge are the cause of increasing women's reproductive health problems (Oktafia & Indiastuti, 2022) . Leucorrhoea is a problem that requires special attention because of the high burden of reproduction, pregnancy, morbidity, infertility, increased susceptibility to sexually transmitted infections (STIs), and the doubling of HIV transmission.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…The role of the community is needed to support programs from various sectors. Women's health can be achieved with a synergy between the government and the community [2].…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%