2022
DOI: 10.38194/jurkom.v5i1.404
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Gender Taboo di Media Sosial: Analisis Penerimaan terhadap ‘Perlawanan’ Danilla Riyadi di Instagram dan Youtube

Abstract: Penelitian ini berfokus pada dinamika penerimaan perempuan terhadap isu gender taboo di media sosial pada akun Instagram dan Youtube Danilla Riyadi. Melalui konten media sosialnya, Danilla dikenali sebagai penyanyi yang perilakunya di depan kamera sering memicu kontroversi seperti merokok, minum alkohol, mempertontonkan tato, atau mengucapkan kata-kata jorok. Dalam konteks gender, apa yang dilakukannya secara implisit bisa dilihat sebagai bentuk perlawanannya terhadap gender taboo yang mengungkung perempuan. P… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 2 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…This can be seen from several previous studies, namely; (1) Rahman (2019) who studied the use of taboo on social media through forensic linguistic analysis, (2) Rahmatulloh ( 2021) examines taboo which focuses on swearing to release emotions between relief and guilt, (3) Al Farobi et al (2022) researched the taboo expression in Javanese Ngapak banyumasan, (4) (Putra et al, 2023) who also researches taboo on social media through forensic linguistics. Sutisna et al (2022) provide the results of an analysis of gender taboos on social media, especially how women receive Danilla Riyadi's YouTube posts.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…This can be seen from several previous studies, namely; (1) Rahman (2019) who studied the use of taboo on social media through forensic linguistic analysis, (2) Rahmatulloh ( 2021) examines taboo which focuses on swearing to release emotions between relief and guilt, (3) Al Farobi et al (2022) researched the taboo expression in Javanese Ngapak banyumasan, (4) (Putra et al, 2023) who also researches taboo on social media through forensic linguistics. Sutisna et al (2022) provide the results of an analysis of gender taboos on social media, especially how women receive Danilla Riyadi's YouTube posts.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Resepsi dan pemaknaan tersebut dipengaruhi oleh latar belakang sosial, budaya, agama, dan faktor lainnya (Pawaka & Choiriyati, 2020). Di samping itu, penelitian analisis resepsi juga pernah dilakukan mengenai gender taboo di media sosial Danilla Riyadi (Sutisna et al, 2022). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konten-konten yang mencerminkan ekspresi perlawanan diterima secara beragam oleh khalayak, sehingga membuktikan khalayak memiliki kesadaran terhadap teks media yang dimaknai.…”
unclassified
“…Budaya yang berbeda antara satu dengan yang lain dipengaruhi juga oleh peraturan-peraturan yang berbeda untuk memisahkan feminitas dan maskulinitas. (Sutisna et al, 2022) juga menjelaskan gender sebagai sesuatu yang dikonstruksi yang membuat orang memercayai bahwa laki-laki dan perempuan memang berbeda dalam banyak hal dan hal tersebut merupakan bukti kuat bahwa gender adalah sesuatu yang berasal dari konstruksi sosial, yang diantaranya bisa dilihat dari berubahnya aturan-aturan sosial dari waktu ke waktu dan pada budaya tertentu. Penciptaan gender ini pada akhirnya menjadikan posisi satu pihak cenderung lebih mendominasi dan lebih bisa mengatur posisi pihak lainnya yang dalam hal ini adalah antara laki-laki dan perempuan.…”
unclassified